MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISTA..?

Paket Umroh Reguler, paket umroh ramadhan, paket umroh Turki, Paket Umroh dubai dan beberapa paket lainya

Jadwal Umroh Kami ada disetiap minggu, agar  lebih detail Anda bisa tanyakan detail ttg program kami, Sukses dan Berkah Untuk Anda

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 082124065740

Harga Paket Ibadah Haji Bersama Mamah Dedeh Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.

Harga Paket Ibadah Haji Bersama Mamah Dedeh Alhijaz Indowisata didirikan oleh Bapak H. Abdullah Djakfar Muksen pada tahun 2010. Merangkak dari kecil namun pasti, alhijaz berkembang pesat dari mulai penjualan tiket maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, tour domestik hingga mengembangkan ke layanan jasa umrah dan haji khusus. Tak hanya itu, pada tahun 2011 Alhijaz kembali membuka divisi baru yaitu provider visa umrah yang bekerja sama dengan muassasah arab saudi. Sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan dan jamaah secara aman dan profesional, saat ini perusahaan telah mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui kementrian pariwisata, lalu izin haji khusus dan umrah dari kementrian agama. Selain itu perusahaan juga tergabung dalam komunitas organisasi travel nasional seperti Asita, komunitas penyelenggara umrah dan haji khusus yaitu HIMPUH dan organisasi internasional yaitu IATA.

Harga Paket Ibadah Haji Bersama Mamah Dedeh

Kota Magelang terpilih menjadi Rumah Kegiatan Sosialisasi Regional I untuk pengembangan produk unggulan desa dengan pendekatan one village one product (OVOP) se-Jawa dan Sumatera.

MAGELANG, Saco- Indonesia.com - Kota Magelang terpilih menjadi Rumah Kegiatan Sosialisasi Regional I untuk pengembangan produk unggulan desa dengan pendekatan one village one product (OVOP) se-Jawa dan Sumatera. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat (17/5/2013) - Sabtu (18/5/2013).

Kegiata berskala nasional itu digelar di Atria Hotel & Conference Jalan Jenderal Sudirman Kota Magelang. Rencananya bakal hadir Menteri Koperasi & UKM Syarief Hasan. Juga, Gubernur Jateng Bibit Waluyo serta sekitar 110 kepala dinas yang membawahi koperasi dan UKM se-Jawa & Sumatera.

"Ini ada event tahunan dan Kota Magelang dipercaya menjadi tuan rumah untuk kali pertama," ujar Kepala Diskoperindag Kota Magelang, Tony A Prijono, Kamis (16/5/2013). Jawa Tengah adalah salah satu peraih penghargaan dari Presiden  terkait pembinaan koperasi dan UKM sehingga mendapat mandat penyelenggaraan acara ini, yang kemudian mendaulat Kota Gethuk ini sebagai tuan rumah kegiatan.

Dalam dua hari agenda kegiatan, akan ada beragam aktivitas. Di antaranya adalah seminar tentang strategi pengembangan OVOP di Indonesia. Materi ini akan diisi Deputi Bidang Pemberdayaan UKMK Kemenkop & UKM, I Wayan Dipta. "Lalu ada juga pemaparan soal peranan daerah dalam mengembangkan produk unggulan dan forum berbagi informasi seputar pengembangan OVOP di tiap daerah. Termasuk dari Kota Magelang yang akan berbagi cara mengembangkan produk unggulannya," paparnya.

Toni menambahkan, event ini akan menjadi kesempatan baik bagi Kota Magelang untuk mempromosikan potensi daerah terutama produk unggulan berupa tahu dan konveksi. Selain juga bisa menyerap ilmu dari daerah lain soal cara mengembangkan produk unggulan. Setidaknya melalui kegiatan ini ada dampak positif bagi masyarakat Magelang baik dari segi wisata, okupansi hotel, peningkatan PAD, hingga kuliner Magelang yang ikut terangkat

"Kita nanti akan tampilkan produk unggulan yang masuk OVOP, antara lain produk makanan dari olahan tahu serta produk konveksi berupa baju wanita, kerudung, baju anak- anak bordir dan lain sebagainya. Namun kita juga akan memamerkan produk unggulan khas Kota Magelang meskipun tidak masuk OVOP, yaitu batik magelangan," imbuh mantan sekretaris DPRD Kota Magelang itu.

Pemerintah pusat telah mencanangkan program OVOP sejak 2011. Tujuannya jelas agar tiap desa atau daerah memiliki produk unggulan yang dikembangkan dengan berbasis koperasi. Toni menyebutkan, ada beberapa kriteria produk itu bisa dikatakan unggulan. Di antaranya produk unggulan yang telah dikembangkan secara turun menurun, lalu menjadi khas atau unik dari daerah itu, berbasis pada SDA lokal, dan memiliki peluang pasar yang luas.

Sekda Kota Magelang, Sugiharto, menambahkan kegiatan level nasional ini juga dapat menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa meskipun Kota Magelang adalah kota kecil namun memiliki potensi dan memiliki daya tarik tersendiri. "Artinya, kota ini sudah mulai banyak diminati instansi atau orang di luar (untuk) menjadi pusat kegiatan. Kegiatan Kemenkop dan UKM ini jadi contoh bagus dan kesempatan kita menunjukan pada semua bahwa visi sebagai kota jasa mulai terwujud," tuturnya.

 
Editor :Liwon Maulana(galipa)
Sumber:Kompas.com

saco-indonesia.com, Kanker hati primer merupakan penyakit di mana sel kanker yang tumbuh berasal dari organ hati. Beberapa tipe

saco-indonesia.com, Kanker hati primer merupakan penyakit di mana sel kanker yang tumbuh berasal dari organ hati. Beberapa tipe kanker hati primer telah diberi nama sesuai dengan asal tumbuh sel kanker tersebut. Hepatocellular carcinoma (HCC) atau dikenal hepatoma yang tumbuh dari sel utama hati yang disebut hepatocytes dan juga merupakan 85% dari kasus kanker primer. Jenis kanker hati primer yang tidak begitu umum terjadi berasal dari sel berada pada garis saluran empedu yang disebut cholangiocytes, sehingga kanker tipe ini juga lebih dikenal sebagai kanker cholangiocarcinoma atau kanker saluran empedu.

Organ hati juga merupakan tempat dari tumbuhnya satu tipe kanker yang disebut kanker hati sekunder (kanker metastatik). Pada kondisi ini kanker utama sebenarnya berasal dari bagian tubuh yang lain dan telah membentuk deposit sekunder pada hati. Contoh umum dari kasus yang sering terjadi adalah kanker kolorektal yang telah menyebar ke organ hati melalui pembuluh darah.

Umumkah Kanker Hati?

Secara global, kanker hati primer umumnya telah terjadi pada pria dua kali lipat lebih sering dibandingkan pada wanita. Kanker hati juga merupakan kanker paling umum urutan ke-5 dan ke-7 bagi pria dan wanita. Negara-negara Asia juga mempunyai 80% pasien kanker hati primer secara global di mana sekitar 600.000 kasus terdiagnosa setiap tahunnya.

Apa yang menjadi faktor resiko penyebab kanker hati?

Terdapat tiga faktor utama yang dapat menyebabkan tumbuhnya HCC (kanker hati primer paling umum) yaitu infeksi kronis Hepatitis B, infeksi kronis Hepatitis C, dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Resiko bagi individual dengan infeksi kronis Hepatitis B untuk terkena HCC adalah 100x dari individu normal.

Faktor lain yang dapat menjadi resiko meliputi aflatoxin (racun yang telah ditemukan pada kacang yang berjamur, gandum, dan kedelai), kondisi yang telah diwariskan (misal haemochromatosis, defisiensi alpha-1 anti-trypsin) dan penyebab cirrhosis (luka sepanjang hati) seperti hepatitis autoimun atau primary biliary cirrhosis. Banyak kanker hati juga dapat dicegah melalui peran masyarakat dalam mengurangi paparan terhadap faktor-faktor resiko yang telah diketahui.

 
Apa saja gejala-gejala kanker hati

Pasien yang terkena HCC biasanya tidak memiliki gejala-gejala yang berbeda dengan penyakit hati kronik lainnya. Dengan gejala yang memburuk dari penyakit hati kronis seperti pembengkakan perut akibat cairan (ascites), encephalopathy (berubahnya kondisi mental), sakit kuning, atau pendarahan pada sistem saluran pencernaan dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya HCC. Disamping itu, beberapa pasien juga mungkin merasakan rasa nyeri pada perut bagian atas, kehilangan berat badan, mudah kenyang, letih lesu, anoreksia, atau benjolan yang dapat dirasakan pada perut bagian atas.

 
Apakah dapat dilakukan skrining untuk kanker hati

Ya, skrining juga dapat membantu dokter untuk dapat menemukan dan mengobati HCC sedini mungkin, saat kanker masih setempat saja dan lebih mudah diangkat melalui proses bedah. Hal ini juga dapat meningkatkan tingkat keselamatan. Mereka yang telah mengidap infeksi Hepatitis B kronis dan luka hati (cirrhosis) karena hepatitis C atau sebab lain memiliki resiko tinggi terkena penyakit ini dan harus melalukan skrining guna untuk mendeteksi kanker hati.

Proses skrining meliputi:

    Tes darah untuk alpha-fetoprotein (AFP) 3-6 bulan sekali.
    Scan ultrasound pada bagian hati 6-12 bulan sekali.

 
Diagnosis dan Penilaian
          

Bagaimana proses diagnosa kanker hati?

Rangkaian tes dan prosedur berikut bisa dilakukan untuk dapat mendiagnosa HCC dan untuk dapat menunjukkan stadium kanker:

    Pemeriksaan fisik untuk kesehatan secara umum. Pemeriksaan bagian perut dilakukan untuk dapat mendeteksi adanya gumpalan keras atau ascites.
    Tes darah untuk kesehatan secara umum, fungsi hati dan jumlah/kadar AFP. Jumlah AFP pada penderita HCC lebih tinggi daripada pada orang normal.
    Scan ultasound pada hati dengan menggunakan gelombang suara untuk dapat menghasilkan citra hati. Prosedur tes ini juga tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya perlu beberapa saat untuk dapat dilakukan. Citra yang dihasilkan dapat menunjukkan ada tidaknya tumor pada hati.
    Scan pencitraan Tomografi terkomputasi (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada bagian perut juga akan memberikan gambar 3 dimensi dari hati. Gambar tersebut juga dapat menunjukkan ukuran dan posisi tumor, serta penyebarannya.

            
Walau diagnosa HCC dapat dibuat berdasarkan kadar AFP dalam darah dan pada hasil scan CT atau MRI, biopsi hati kadang kala juga perlu dilakukan untuk dapat memastikan hasil diagnosa. Bila kanker belum dapat menyebar dan masih dapat diangkat, maka biopsi tidak perlu dilakukan. Hal ini juga disebabkan oleh adanya resiko kecil penyebaran kanker sebagai akibat dari pengangkatan kanker oleh jarum biopsi. Pada situasi seperti ini, diagnosa dipertegas setelah bedah pengangkatan tumor.

 
Pengobatan dan Perawatan

Bagaimana cara mengobati kanker hati?

Tipe pengobatan untuk pasien kanker hati sangat tergantung pada stadium kanker (yaitu ukuran dan tingkat penyebaran kanker) dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Prosedur pengobatan utama yang digunakan adalah bedah, ablasi tumor, kemoterapi, terapi kanker terarah dan radioterapi.
Pembedahan
          
Ablasi tumor

Pembedahan telah memiliki potensi penyembuhan dan juga merupakan prosedur pengobatan pilihan untuk pasien dengan HCC tahap dini. Bila hanya bagian tertentu dari hati yang terkena kanker dan bagian hati lainnya sehat, maka prosedur bedah juga dapat dilakukan untuk bisa mengangkat bagian yang terkena kanker. Prosedur bedah tipe ini juga disebut reseksi hati. Bentuk prosedur lain dari pembedahan adalah cangkok hati. Prosedur ini telah melibatkan pengangkatan seluruh organ hati dan menggantinya dengan organ hati donor yang masih sehat. Prosedur bedah besar seperti ini telah dilakukan bila kanker hanya terdapat pada hati dan donor hati tersedia. Bila prosedur bedah tidak memungkinkan, maka metode pengobatan lain akan diberikan guna untuk mengendalikan pertumbuhan kanker, dengan begitu mengurangi efek/gejala kanker serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
          

Ablasi tumor bertujuan untuk dapat menghancurkan sel kanker hati primer dengan menggunakan panas (ablasi frekuensi radio: RFA) atau dengan alkohol (percutaneous ethanol injection; PEI). Prosedur ini umumnya hanya dilakukan di departemen scanning dimana ultrasound atau CT dapat membantu dokter untuk dapat mengarahkan jarum melalui kulit dan masuk ke dalam kanker yang berada di hati. Prosedur ini juga menggunakan anastesi lokal. Pengobatan RFA dengan menggunakan sinar laser atau gelombang radio yang dihantarkan melalui jarum menuju kanker guna untuk menghancurkan sel kanker. Pengobatan PEI dengan mengunakan alkohol yang disuntikkan masuk melalui jarum untuk dapat menghancurkan sel-sel kanker. Ablasi tumor juga dapat dilakukan berulang-ulang apabila tumor kembali tumbuh.
            
Kemoterapi
          
          
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan anti kanker untuk dapat menghancurkan sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Prosedur ini juga dapat membantu mengendalikan kanker dengan menyusutkan kanker serta memperlambat pertumbuhannya. Obat-obatan kemoterapi pada umumnya telah diberikan melalui suntikan pada pembuluh darah (secara intravena), walau terkadang dapat pula diberikan dalam bentuk tablet. Kemoterapi juga dapat diberikan sebagai bagian dari pengobatan yang disebut kemo embolisasi. Porses kemo embolisasi juga melibatkan suntikan obat kemoterapi langsung pada kanker dalam hati, bersamaan dengan sebuah jel atau titis plastik kecil untuk dapat menghambat aliran darah menuju kanker (embolisasi). Tidak semua pasien dapat menjalani prosedur kemoterapi ini karena prosedur ini telah memerlukan hati yang masih bisa berfungsi dengan baik.
            
Terapi kanker terarah
          
Radioterapi

Terapi kanker terarah (Targeted Cancer Therapy) dengan menggunakan obat-obatan atau pengobatan lainnya untuk dpat mencegah pertumbuhan serta penyebaran kanker dengan melakukan interfensi pada molekul tertentu yang terlibat dalam pertumbuhan kanker. Satu obat untuk terapi kanker terarah bernama Sorafenib dapat digunakan untuk dapat mengobati pasien dengan HCC tahap lanjut. Sorafenib menyerang kanker dengan cara mencegah kanker mengembangkan pembuluh darahnya sendiri. Sel kanker juga memerlukan asupan darah untuk dapat membawa nutrisi dan oksigen. Sorafenib juga berfungsi untuk dapat membatasi kemampuan kanker untuk berkembang. Sorafenib telah melalui dua uji klinis besar pada pasien dengan HCC tahap lanjut, dibandingkan dengan mereka yang dirawat hanya dengan perawatan pendukung. Sorafenib adalah tablet yang umumnya diberikan 2 kali sehari. Efek samping yang diberikan termasuk diare, cepat letih, mual dan tekanan darah tinggi.
          

Radioterapi dengan menggunakan sinar energi tinggi untuk dapat menghancurkan sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Radioterapi eksternal dengan menggunakan mesin yang digunakan secara eksternal dari tubuh untuk dapat menghantarkan radiasi pada kanker. Prosedur pengobatan ini juga jarang digunakan pada penderita kanker HCC karena hati tidak dapat terpapar oleh radiasi tinggi. Namun, prosedur ini juga dapat mengurangi rasa sakit, seperti misalnya pada pasien yang kankernya telah menyebar hingga ke tulang. Sebagai prosedur alternatif, radiasi internal yang menggunakan zat radioaktif dihantarkan secara selektif menuju kanker melalui pembuluh darah arteri yang mengantarkan darah ke hati.

 
Apakah kanker hati dapat dicegah?

Tentu saja. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk dapat mencegah kanker hati:

    Vaksinasi terhadap virus hepatitis B
    Hindari mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung karsinogen hati, khususnya alkohol.
    Hindari daging berlemak dan lemak hewani. Hindari kacang dan gandum berjamur.
    Lakukan skrining secara regular bila Anda termasuk dalam kelompok dengan resiko kanker yang tinggi

 
Dukungan apa yang tersedia?
          

CanHOPE, adalah badan non-profit yang bergerak di bidang layanan konseling dan dukungan terhadap penderita kanker yang diprakarsai oleh Parkway Cancer Centre.

Sebagai bagian dari sebuah pendekatan holistik untuk dapat mengobati kanker, CanHOPE juga bekerjasama dengan tim medis dan ahli-ahli kesehatan professional yang telah menawarkan sumber daya serta informasi yang luas mengenai kanker untuk dapat membantu pasien dan keluarga mereka agar dapat mengambil keputusan yang tepat selama perjalanan mereka menuju kesembuhan.


Editor : dian sukmawati

BEIJING (AP) — The head of Taiwan's Nationalists reaffirmed the party's support for eventual unification with the mainland when he met Monday with Chinese President Xi Jinping as part of continuing rapprochement between the former bitter enemies.

Nationalist Party Chairman Eric Chu, a likely presidential candidate next year, also affirmed Taiwan's desire to join the proposed Chinese-led Asian Infrastructure Investment Bank during the meeting in Beijing. China claims Taiwan as its own territory and doesn't want the island to join using a name that might imply it is an independent country.

Chu's comments during his meeting with Xi were carried live on Hong Kong-based broadcaster Phoenix Television.

The Nationalists were driven to Taiwan by Mao Zedong's Communists during the Chinese civil war in 1949, leading to decades of hostility between the sides. Chu, who took over as party leader in January, is the third Nationalist chairman to visit the mainland and the first since 2009.

Relations between the communist-ruled mainland and the self-governing democratic island of Taiwan began to warm in the 1990s, partly out of their common opposition to Taiwan's formal independence from China, a position advocated by the island's Democratic Progressive Party.

Despite increasingly close economic ties, the prospect of political unification has grown increasingly unpopular on Taiwan, especially with younger voters. Opposition to the Nationalists' pro-China policies was seen as a driver behind heavy local electoral defeats for the party last year that led to Taiwanese President Ma Ying-jeou resigning as party chairman.

Late in April, after Native American actors walked off in disgust from the set of Adam Sandler’s latest film, a western sendup that its distributor, Netflix, has defended as being equally offensive to all, a glow of pride spread through several Native American communities.

Tantoo Cardinal, a Canadian indigenous actress who played Black Shawl in “Dances With Wolves,” recalled thinking to herself, “It’s come.” Larry Sellers, who starred as Cloud Dancing in the 1990s television show “Dr. Quinn, Medicine Woman,” thought, “It’s about time.” Jesse Wente, who is Ojibwe and directs film programming at the TIFF Bell Lightbox in Toronto, found himself encouraged and surprised. There are so few film roles for indigenous actors, he said, that walking off the set of a major production showed real mettle.

But what didn’t surprise Mr. Wente was the content of the script. According to the actors who walked off the set, the film, titled “The Ridiculous Six,” included a Native American woman who passes out and is revived after white men douse her with alcohol, and another woman squatting to urinate while lighting a peace pipe. “There’s enough history at this point to have set some expectations around these sort of Hollywood depictions,” Mr. Wente said.

The walkout prompted a rhetorical “What do you expect from an Adam Sandler film?,” and a Netflix spokesman said that in the movie, blacks, Mexicans and whites were lampooned as well. But Native American actors and critics said a broader issue was at stake. While mainstream portrayals of native peoples have, Mr. Wente said, become “incrementally better” over the decades, he and others say, they remain far from accurate and reflect a lack of opportunities for Native American performers. What’s more, as Native Americans hunger for representation on screen, critics say the absence of three-dimensional portrayals has very real off-screen consequences.

“Our people are still healing from historical trauma,” said Loren Anthony, one of the actors who walked out. “Our youth are still trying to figure out who they are, where they fit in this society. Kids are killing themselves. They’re not proud of who they are.” They also don’t, he added, see themselves on prime time television or the big screen. Netflix noted while about five people walked off the “The Ridiculous Six” set, 100 or so Native American actors and extras stayed.

Advertisement

But in interviews, nearly a dozen Native American actors and film industry experts said that Mr. Sandler’s humor perpetuated decades-old negative stereotypes. Mr. Anthony said such depictions helped feed the despondency many Native Americans feel, with deadly results: Native Americans have the highest suicide rate out of all the country’s ethnicities.

The on-screen problem is twofold, Mr. Anthony and others said: There’s a paucity of roles for Native Americans — according to the Screen Actors Guild in 2008 they accounted for 0.3 percent of all on-screen parts (those figures have yet to be updated), compared to about 2 percent of the general population — and Native American actors are often perceived in a narrow way.

In his Peabody Award-winning documentary “Reel Injun,” the Cree filmmaker Neil Diamond explored Hollywood depictions of Native Americans over the years, and found they fell into a few stereotypical categories: the Noble Savage, the Drunk Indian, the Mystic, the Indian Princess, the backward tribal people futilely fighting John Wayne and manifest destiny. While the 1990 film “Dances With Wolves” won praise for depicting Native Americans as fully fleshed out human beings, not all indigenous people embraced it. It was still told, critics said, from the colonialists’ point of view. In an interview, John Trudell, a Santee Sioux writer, actor (“Thunderheart”) and the former chairman of the American Indian Movement, described the film as “a story of two white people.”

“God bless ‘Dances with Wolves,’ ” Michael Horse, who played Deputy Hawk in “Twin Peaks,” said sarcastically. “Even ‘Avatar.’ Someone’s got to come save the tribal people.”

Dan Spilo, a partner at Industry Entertainment who represents Adam Beach, one of today’s most prominent Native American actors, said while typecasting dogs many minorities, it is especially intractable when it comes to Native Americans. Casting directors, he said, rarely cast them as police officers, doctors or lawyers. “There’s the belief that the Native American character should be on reservations or riding a horse,” he said.

“We don’t see ourselves,” Mr. Horse said. “We’re still an antiquated culture to them, and to the rest of the world.”

Ms. Cardinal said she was once turned down for the role of the wife of a child-abusing cop because the filmmakers felt that casting her would somehow be “too political.”

Another sore point is the long run of white actors playing American Indians, among them Burt Lancaster, Rock Hudson, Audrey Hepburn and, more recently, Johnny Depp, whose depiction of Tonto in the 2013 film “Lone Ranger,” was viewed as racist by detractors. There are, of course, exceptions. The former A&E series “Longmire,” which, as it happens, will now be on Netflix, was roundly praised for its depiction of life on a Northern Cheyenne reservation, with Lou Diamond Phillips, who is of Cherokee descent, playing a Northern Cheyenne man.

Others also point to the success of Mr. Beach, who played a Mohawk detective in “Law & Order: Special Victims Unit” and landed a starring role in the forthcoming D C Comics picture “Suicide Squad.” Mr. Beach said he had come across insulting scripts backed by people who don’t see anything wrong with them.

“I’d rather starve than do something that is offensive to my ancestral roots,” Mr. Beach said. “But I think there will always be attempts to drawn on the weakness of native people’s struggles. The savage Indian will always be the savage Indian. The white man will always be smarter and more cunning. The cavalry will always win.”

The solution, Mr. Wente, Mr. Trudell and others said, lies in getting more stories written by and starring Native Americans. But Mr. Wente noted that while independent indigenous film has blossomed in the last two decades, mainstream depictions have yet to catch up. “You have to stop expecting for Hollywood to correct it, because there seems to be no ability or desire to correct it,” Mr. Wente said.

There have been calls to boycott Netflix but, writing for Indian Country Today Media Network, which first broke news of the walk off, the filmmaker Brian Young noted that the distributor also offered a number of films by or about Native Americans.

The furor around “The Ridiculous Six” may drive more people to see it. Then one of the questions that Mr. Trudell, echoing others, had about the film will be answered: “Who the hell laughs at this stuff?”

Artikel lainnya »