saco-indonesia.com, Seorang juru parkir, Septian Papa alias Tomi, telah tewas dikeroyok preman di sekitar Jembatan Rel Kereta Gu
saco-indonesia.com, Seorang juru parkir, Septian Papa alias Tomi, telah tewas dikeroyok preman di sekitar Jembatan Rel Kereta Gunung Antang, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (7/2) dinihari. Pemuda yang berusia sekitar 26 tahun itu tewas akibat luka bacok di sekujur tubuhnya.
Utar, seorang saksi mata telah mengaku sempat melihat korban dilempar dari atas jembatan di atas Jalan Matraman Raya. Pemantauan Pos Kota jarak jembatan ke jalan raya tersebut kurang lebih telah mencapai 5 m.
“Kejadiannya sekitar jam 2:00. Sebelum korban dilempar, saya juga telah mendengar teriakan sejumlah orang yang telah mengeroyok korban. Katanya, ‘buang aja, buang’,” ujarnya, di sekitar lokasi kejadian, Jumat (7/2) dini hari.
Belum cukup sampai di sana saja , urainya, korban juga sempat dilempari batu ketika tersungkur di pojok jalan bawah jembatan. Warga sekitar lokasi kemudian baru berani untuk menghampiri korban setelah tak ada lagi serangan dari para pelaku.
“Pas kami hampiri, ternyata korban juga banyak mendapat luka bacokan, mulai dari kepala, mata sebelah kanan hilang, leher sebelah kanan dan tangan kiri juga sobek, serta semua jari kaki kanannya hilang seperti habis dipotongi. Oleh warga korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM),” paparnya.
Utar juga mengaku tak tahu persis kenapa pemuda tersebut telah dikeroyok sejumlah preman. Ia hanya mengetahui bahwa korban sehari-harinya bekerja sebagai juru parkir di sekitar warung di bawah jembatan itu.
Sementara, saksi lain yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan, selain Tomi, ada satu korban lain yang juga menderita luka cukup serius. Korban itu, menurutnya adalah kakak Tomi, bernama Yupit Taimbonan alias Yores.
“Sekarang Yores lagi dirawat di Rumah Sakit Kramatjati (RS Polri),” ujarnya.
Ia telah menduga peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi akibat dendam antara Yores dengan beberapa pemuda yang biasa berkeliaran di sekitar Jembatan Rel Gunung Antang. “Karena belum lama ini Yores sempat berkelahi dengan beberapa orang di sana. Kemudian Tomi mungkin tadi mencoba bikin perhitungan atau gimana, tapi ia malah dikeroyok hingga tewas,” ungkapnya.
Kasus ini telah ditangani Polsek Jatinegara. Hingga berita ini diturunkan, polisi juga masih harus melakukan penyelidikan mulai dari mendatangi lokasi kejadian dan mencari saksi yang dapat memberikan keterangan.
Editor : Dian Sukmawati
Agen dari pemain muda Ibrahima Mbaye, Beppe Accardi, juga menyatakan bahwa Internazionale telah banyak berhutang budi pada Livorno. Mbaye sendiri juga merupakan salah satu pemain Nerazzurri yang dipinjam oleh Amaranto musim ini.
Agen dari pemain muda Ibrahima Mbaye, Beppe Accardi, juga menyatakan bahwa Internazionale telah banyak berhutang budi pada Livorno. Mbaye sendiri juga merupakan salah satu pemain Nerazzurri yang dipinjam oleh Amaranto musim ini.
Lebih lanjut Accardi, yang di awal musim juga sempat terlibat friksi dengan Allenatore Inter, Walter Mazzarri, juga menyebut bahwa kliennya masih belum memutuskan untuk dapat memperpanjang kontrak bersama klub asal Milan tersebut.
"Saya percaya Ibrahima bukan satu-satunya pemain Inter yang berkembang pesat bersama Livorno. Lihat saja Francesco Bardi dan Marco Benassi, mereka juga tampil konsisten. Saya pikir Inter banyak berhutang budi kepada Livorno dalam hal ini," ungkap Accardi.
"Memang benar Inter telah menawarkan kontrak baru kepada Ibrahima, namun saya hanya mendengarnya sekali dari Direktur Piero Ausilio. Jika mereka serius, tentu mereka akan langsung menghubungi saya. Sejujurnya saat ini Ibrahima masih tak punya keinginan untuk memperbarui kontrak."
Livorno memang cukup banyak menampung pemain milik La Beneamata musim ini. Selain Bardi, Benassi, dan Mbaye, masih ada nama Alfred Duncan dan Ishak Belfodil dalam skuat mereka. Hampir semuanya selalu menjadi langganan starter di klub asuhan Domenico Di Carlo tersebut.