Sebuah kelompok aktivis HAM Suriah mengatakan, serangan-
serangan Israel itu menewaskan sedikitnya 42 tentara Suriah. Perbata
Sebuah kelompok aktivis HAM Suriah mengatakan, serangan-serangan Israel itu menewaskan
sedikitnya 42 tentara Suriah. Perbatasan Israel dengan Suriah dan Lebanon cukup tenang hari Senin
(6/5/2013) meskipun pasukan keamanan ketiga negara tersebut berada dalam kondisi sangat waspada,
sehari setelah laporan serangan Israel terhadap Suriah.
Sumber-sumber keamanan
di Amerika mengatakan, target serangan itu adalah senjata-senjata canggih yang akan dikirim
kepada kelompok militan Hezbollah di Lebanon.
Suriah membantah tuduhan itu.
Menteri Penerangan Suriah Omran Al Zoubi membacakan sebuah pernyataan setelah sidang kabinet
darurat Minggu malam di Damaskus, yang menyebut serangan-serangan Israel itu sebagai tindakan
agresi terang-terangan. Menteri Penerangan Suriah Omran Al Zoubi mengatakan, Suriah berhak dan
bertanggung jawab melindungi negara dan rakyatnya dari pelanggaran apa pun di dalam atau luar
negeri.
Kantor berita Perancis AFP mengutip sumber-sumber pemerintah
yang tidak disebutkan di Damaskus hari Senin, yang mengatakan Suriah akan memilih waktu yang
tepat untuk membalas dan ini mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat.
Ini
merupakan serangan kedua yang dilakukan Israel terhadap Suriah dalam tiga hari ini. Salah satu
sasaran dilaporkan telah diserang Israel Januari lalu.
Pejabat-pejabat Israel
menolak untuk berkomentar secara langsung atas laporan-laporan itu, tetapi Wakil Menteri Luar
Negeri Suriah Ze’ev Elkin mengatakan kepada radio Israel bahwa Israel khawatir tentang
persenjataan canggih Suriah selagi perang saudara di negara itu memasuki tahun ketiga.
Wakil Menteri Luar Negeri Israel Ze’ev Elkin mengatakan, pejabat-pejabat Israel
telah menunjukkan kekhawatiran atas persenjataan yang dikirim Iran atau negara-negara lain ke
Suriah. Ia menambahkan, yang sangat mengkhawatirkan pejabat-pejabat Israel itu adalah kemungkinan
jatuhnya senjata-senjata ini ke tangan Hezbollah.
Surat kabar Israel
Yediot Aharonot hari Senin mengabarkan, Israel telah mengirim sebuah pesan
rahasia—lewat saluran-saluran diplomatik—kepada Pemerintah Suriah dengan mengatakan
Israel tidak berniat terlibat dalam perang saudara di Suriah.
Seorang anggota
parlemen Israel—Tzachi Hanegby—yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu
mengatakan, jika ada serangan apa pun dari Israel, serangan itu ditujukan terhadap Hezbollah dan
bukan Suriah.
Mantan Duta Besar Israel untuk Amerika, Itamar Rabinovich, yang
kini menjadi profesor di Universitas Tel Aviv, mengatakan, perang saudara di Suriah telah
menimbulkan dampak pada negara-negara tetangganya yang dibanjiri para pengungsi. Itamar
Rabinovich mengatakan, sejauh ini, Israel hanya sedikit terpengaruh oleh perang itu, tetapi ini
bisa berubah setiap waktu dan kini semakin mendekati perubahan itu.
Sekutu-
sekutu Suriah—Rusia dan China—mengecam serangan tersebut. Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan
Perancis prihatin konflik Suriah bisa meluas.
Presiden Amerika Barack Obama
mengatakan, Israel berhak melindungi dirinya dari pengiriman senjata kepada Hezbollah.
Editor
: Egidius Patnistik
Kepala Deputi SAR Vietnam mengklaim telah menemukan objek yang diduga merupakan salah satu pintu Malaysia Airlines MH370. Objek
Kepala Deputi SAR Vietnam mengklaim telah menemukan objek yang diduga merupakan salah satu pintu Malaysia Airlines MH370. Objek tersebut telah ditemukan di lokasi yang sama dengan temuan tumpahan minyak yaitu 90 kilometer dari pulau Tho Chu, Vietnam.
"Dari temuan objek ini diharapkan, kita juga berharap menemukan pesawat yang hilang itu," kata Vo Van Tuan , Senin (10/3).
Sebelumnya, situs the Malaysia Insider telah melaporkan pemerintah bakal berkonsentrasi di laut China selatan tempat bukti pertama genangan minyak ditemukan.
Genangan minyak yang ditemukan masing-masing antara 10 kilometer dan 15 kilometer lebarnya, dan terpisah dengan jarak 500 meter, terlihat sekitar 140 meter di sebelah selatan Tho Chu.
Pernyataan mengatakan genangan minyak itu konsisten dengan jenis yang mungkin ditinggalkan oleh bahan bakar dari sebuah pesawat jet yang jatuh.
Nasib pesawat Malaysia Airlines (MAS), MH370 yang hilang pada Sabtu (8/3) dini hari pukul 01.40 masih belum dapat diketahui hingga pukul Senin pukul 01.40 (9/3) waktu Malaysia. Artinya, sudah sekitar 48 jam sejak dilaporkan hilang, pesawat belum juga ditemukan.
Sejauh ini lebih 34 pesawat dan 40 kapal dari 7 negara dikerahkan ke Laut China Selatan untuk dapat mencari pesawat MH370. Terkini Australia dan Amerika Serikat turut membantu dua pesawat PC3 Orions yang dilengkapi sistem Sonar untuk mencari pesawat.