Promo Paket Umroh VIP Jauari 2016 di Jakarta Selatan
Promo Paket Umroh VIP Jauari 2016 di Jakarta Selatan Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Promo Paket Umroh VIP Jauari 2016 di Jakarta Selatan Alhijaz Indowisata didirikan oleh Bapak H. Abdullah Djakfar Muksen pada tahun 2010. Merangkak dari kecil namun pasti, alhijaz berkembang pesat dari mulai penjualan tiket maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, tour domestik hingga mengembangkan ke layanan jasa umrah dan haji khusus. Tak hanya itu, pada tahun 2011 Alhijaz kembali membuka divisi baru yaitu provider visa umrah yang bekerja sama dengan muassasah arab saudi. Sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan dan jamaah secara aman dan profesional, saat ini perusahaan telah mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui kementrian pariwisata, lalu izin haji khusus dan umrah dari kementrian agama. Selain itu perusahaan juga tergabung dalam komunitas organisasi travel nasional seperti Asita, komunitas penyelenggara umrah dan haji khusus yaitu HIMPUH dan organisasi internasional yaitu IATA.
saco-indonesia.com, KPK telah menjadwalkan pemeriksaan kepada tersangka dugaan gratifikasi terkait dalam proyek Hambalang, Anas
saco-indonesia.com, KPK telah menjadwalkan pemeriksaan kepada tersangka dugaan gratifikasi terkait dalam proyek Hambalang, Anas Urbaningrum. Rencananya Anas juga akan diperiksa sebagai tersangka Selasa pekan depan.
Pengacara Anas, Firman Wijaya juga menyatakan bahwa pada prinsipnya, kliennya akan siap memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik KPK.
"Pada prinsipnya Pak Anas akan siap memenuhi panggilan pemeriksaan aspek keadilan," ujar Firman Wijaya di KPK, Jumat (13/1)
Meskipun demikian, pihaknya juga tetap meragukan bukti-bukti yang telah dimiliki KPK dalam menjerat Anas. Mulai dari gratifikasi mobil Harrier, dan Kongres Demokrat 2010.
"3 konstruksi, mulai dari penganggaran, mobil Harrier lalu kaitan dengan kongres sendiri belum ada itu jejak Pak Anas secara pembuktian," ujarnya.
Saat ditanya, apakah yang akan dipersiapkan untuk panggilan besok Selasa, Firman juga mengaku akan berbicara dengan Anas terlebih dulu. "Kita sedang berbicara dengan Pak Anas Urbaningrum," ujarnya.
Editor : Dian Sukmawati
Tertangkap Basah akan curi motor, pelajar SMA digelandang ke tahanan
Bekasi, Saco-Indonesia.com - Alfri Imanuel Sianipar, pelajar SMA diciduk Pihak Polsek Metro Jagakarsa saat hendak mencuri sebuah motor Honda Vario di Jalan H Raisan Rt (3/1) No 48, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Bekasi, Saco-Indonesia.com - Alfri Imanuel Sianipar, pelajar SMA diciduk Pihak Polsek Metro Jagakarsa saat hendak mencuri sebuah motor Honda Vario di Jalan H Raisan Rt (3/1) No 48, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Baru saja mengotak-atik motor incarannya, dia keburu ketahuan pemilik motor.
Kapolsek Metro Jagakarsa, Komisaris Herawaty mengatakan, Alfri Imanuel melancarkan aksinya dibantu dengan dua orang temannya yaitu Angga dan Jawa di rumah yang diketahui dimiliki Haryadi.
"Akhirnya, pelaku Alfri dan Jawa melihat ada motor Honda Vario nomor polisi B 6745 GNK, parkir di depan rumahnya," ujar Herawaty, Jumat (24/1).
Aksi pencurian ini dilakukan Afri pada pagi dini hari sekitar pukul 03.15 WIB. Ketika itu, Alfri bertugas sebagai eksekusi bersama Jawa, sedangkan seorang rekannya, Angga, bertugas mengawasi situasi di depan gang rumah korban.
"Namun, kedatangan pelaku diketahui oleh korban yang diintip dari balik gorden. Karena, pemilik rumah mendengar ada suara berisik," tandasnya.
Menurut dia, ketika pelaku hendak memasukkan kunci letter T ke lubang kunci motor milik korban, Haryadi langsung menangkap pelaku Alfri. Sedangkan, dua pelaku melarikan diri.
"Kini pelaku masih dalam pemeriksaan, pelaku Angga dan Jawa masih dicari," ucap dia.
Sementara, pelaku atas perbuatannya itu dikenakan Pasal 53 juncto pasal 363 KUHP.
Sumber : Merdeka.com
Editor : Maulana Lee
Verne Gagne, Wrestler Who Grappled Through Two Eras, Dies at 89
Gagne wrestled professionally from the late 1940s until the 1980s and was a transitional figure between the early 20th century barnstormers and the steroidal sideshows of today
Negative View of U.S. Race Relations Grows, Poll Finds
Public perceptions of race relations in America have grown substantially more negative in the aftermath of the death of a young black man who was injured while in police custody in Baltimore and the subsequent unrest, far eclipsing the sentiment recorded in the wake of turmoil in Ferguson, Mo., last summer.
The poll findings highlight the challenges for local leaders and police officials in trying to maintain order while sustaining faith in the criminal justice system in a racially polarized nation.
Sixty-one percent of Americans now say race relations in this country are generally bad. That figure is up sharply from 44 percent after the fatal police shooting of Michael Brown and the unrest that followed in Ferguson in August, and 43 percent in December. In a CBS News poll just two months ago, 38 percent said race relations were generally bad. Current views are by far the worst of Barack Obama’s presidency.
The negative sentiment is echoed by broad majorities of blacks and whites alike, a stark change from earlier this year, when 58 percent of blacks thought race relations were bad, but just 35 percent of whites agreed. In August, 48 percent of blacks and 41 percent of whites said they felt that way.
Looking ahead, 44 percent of Americans think race relations are worsening, up from 36 percent in December. Forty-one percent of blacks and 46 percent of whites think so. Pessimism among whites has increased 10 points since December.
The poll finds that profound racial divisions in views of how the police use deadly force remain. Blacks are more than twice as likely to say police in most communities are more apt to use deadly force against a black person — 79 percent of blacks say so compared with 37 percent of whites. A slim majority of whites say race is not a factor in a police officer’s decision to use deadly force.
Overall, 44 percent of Americans say deadly force is more likely to be used against a black person, up from 37 percent in August and 40 percent in December.
Blacks also remain far more likely than whites to say they feel mostly anxious about the police in their community. Forty-two percent say so, while 51 percent feel mostly safe. Among whites, 8 in 10 feel mostly safe.
One proposal to address the matter — having on-duty police officers wear body cameras — receives overwhelming support. More than 9 in 10 whites and blacks alike favor it.
Asked specifically about the situation in Baltimore, most Americans expressed at least some confidence that the investigation by local authorities would be conducted fairly. But while nearly two-thirds of whites think so, fewer than half of blacks agree. Still, more blacks are confident now than were in August regarding the investigation in Ferguson. On Friday, six members of the police force involved in the arrest of Mr. Gray were charged with serious offenses, including manslaughter. The poll was conducted Thursday through Sunday; results from before charges were announced are similar to those from after.
Reaction to the recent turmoil in Baltimore, however, is similar among blacks and whites. Most Americans, 61 percent, say the unrest after Mr. Gray’s death was not justified. That includes 64 percent of whites and 57 percent of blacks.
The nationwide poll was conducted from April 30 to May 3 on landlines and cellphones with 1,027 adults, including 793 whites and 128 blacks. The margin of sampling error is plus or minus three percentage points for all adults, four percentage points for whites and nine percentage points for blacks. See the full poll here.