Dewi Persik
juga merupakan salah satu artis yang mengaku kerap digoda pejabat. Namun Depe mengaku punya cara
sendiri menolak godaan pejabat genit yang sering menghubunginya.
"Cara menolaknya cukup
kalau handphone saya tidak pernah angkat. Kalau SMS, saya kasih ke manajer saya. Kalau kepepet
misal nelepon terus, misal ada ancaman, itu saya langsung bales. Alasan aja," katanya ditemui di
Studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (20/5/2013) malam.
"Akhirnya lama-lama
kalau gitu kan bisa berpikir 'Wah nggak bisa nih dapetin Dewi Persik'," lanjutnya.
Pemilik nama asli Dewi Murya Agung itu mengatakan, sudah sangat sering pria-pria berkedudukan
mengajaknya berkencan atau sekadar menggoda. Namun ia mengaku selalu menolak.
Dewi Persik
juga merupakan salah satu artis yang mengaku kerap digoda pejabat. Namun Depe mengaku punya
cara sendiri menolak godaan pejabat genit yang sering menghubunginya.
"Cara menolaknya cukup kalau handphone saya tidak pernah angkat. Kalau SMS, saya kasih
ke manajer saya. Kalau kepepet misal nelepon terus, misal ada ancaman, itu saya langsung
bales. Alasan aja," katanya ditemui di Studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin
(20/5/2013) malam.
"Akhirnya lama-lama kalau gitu kan bisa berpikir 'Wah
nggak bisa nih dapetin Dewi Persik'," lanjutnya.
Pemilik nama asli
Dewi Murya Agung itu mengatakan, sudah sangat sering pria-pria berkedudukan mengajaknya
berkencan atau sekadar menggoda. Namun ia mengaku selalu menolak.
"Bukan pernah lagi, seperti yang sudah-sudah. Sekarang zamannya cinta bertolak,
infotainment yang bertindak," jelasnya.
Namun Depe mengatakan, bukan
hanya pejabat yang bisa saja menggoda wanita karena memiliki kuasa dan uang. Siapapu pria
memang mempunyai kesempatan untuk berbuat nakal.
"Tidak semua pejabat.
Salahkan oknumnya. Tidak pejabat aja yang punya banyak wanita, pengusaha juga banyak, kiai
juga banyak. Kembali ke individunya masing-masing. Kalau punya prinsip kuat dan lingkungan yg
bersih itu mudah-mudahan nggak keganggu," jabarnya.
saco-indonesia.com, Warga Lampung telah menjadi korban kajahatan pmbiusan di Bogor. Oleh pelaku, korban telah dibuang di s
saco-indonesia.com, Warga Lampung telah menjadi korban kajahatan pmbiusan di Bogor. Oleh pelaku, korban telah dibuang di samping Perumahan Tanah Baru Indah RT 02/04 Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor.
Korban pemegang yang bernama Ir Reyi Akmal Yudha Putra, berusia usia 48 tahun. Korban juga merupakan PNS Tanjung Karang Lampung dengan jabatan Kepala Bidang Produksi Perkebunan.
Warga Jalan Wae Umpu Nomor 22 RT 06/01 Kelurahan Paloman Kecamatan Teluk Bitung Utara Bandar Lampung ini juga sempat mendapat pertolongan medis di RS PMI Bbogor.
Saat sadar dari pengaruh hipnotis ia lalu dibawa ke Mapolsek Bogor Utara guna untuk dimintai keterangan.
Kepada polisi, korban telah menuturkan, ia naik mobil sewaan dari bandara Soekarno-Hatta Cengkareng menuju Bogor untuk urusan dinas.
Di jalan, ia telah ditawarkan minuman oleh sopir dan beberapa lelaki yang juga mengaku sebagai penumpang. Tanpa curiga, korban telah menerima air mineral dan meminum. “Saat minum itu dia langsung hilang kesadaran,”kata AKP Indraningtyas, Kapolsek Bogor Utara.
Korban diakui AKP Indraningtyas, juga telah menderita luka pada jidatnya. Luka ini diduga diderita korban, saat dilempar pelaku dari dalam mobil.
“Beberapa pria dalam mobil berbincang dengan korban telah memperkenalkan diri sebagai penumpang dengan tujuan Bogor. Korban yang juga penumpang lalu terlibat pembicaraan. Nggak tahunya pria dalam mobil tersebut , ternyata teman sopir yang jadi pelaku,” paparnya.
Tas serta dompet korban telah dibawa pelaku. Kepada petugas korban juga mengaku, dompet yang berisi sejumlah surat identitas dirinya dan beberapa kartu ATM dan uang jutaan rupiah.
Hasil olah TKP dan keterangan beberapa warga, mereka tidak melihat kejadian secara langsung. Hanya melihat sebuah mobil Avanza yang bergerak dari samping perumahan.
Mobil merek Toyoya ini, sesuai dengan pernyataan korban. “Hanya warga tidak ada yang tahu berapa nomor polisi mobil,” papar AKP Indraningtyas Kamis malam.
Editor : Dian Sukmawati