Perjalanan Ibadah Umroh November 2015 di Jakarta Barat
Perjalanan Ibadah Umroh November 2015 di Jakarta Barat Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Perjalanan Ibadah Umroh November 2015 di Jakarta Barat Alhijaz Indowisata didirikan oleh Bapak H. Abdullah Djakfar Muksen pada tahun 2010. Merangkak dari kecil namun pasti, alhijaz berkembang pesat dari mulai penjualan tiket maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, tour domestik hingga mengembangkan ke layanan jasa umrah dan haji khusus. Tak hanya itu, pada tahun 2011 Alhijaz kembali membuka divisi baru yaitu provider visa umrah yang bekerja sama dengan muassasah arab saudi. Sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan dan jamaah secara aman dan profesional, saat ini perusahaan telah mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui kementrian pariwisata, lalu izin haji khusus dan umrah dari kementrian agama. Selain itu perusahaan juga tergabung dalam komunitas organisasi travel nasional seperti Asita, komunitas penyelenggara umrah dan haji khusus yaitu HIMPUH dan organisasi internasional yaitu IATA.
Kecenderungan penghematan energi tidak sekadar lantaran isu global warming. Lebih dari itu, penghematan energi pun juga benar-be
Kecenderungan penghematan energi tidak sekadar lantaran isu global warming. Lebih dari itu, penghematan energi pun juga benar-benar terhubung lewat mengoreksi perilaku, dengan begitu anda juga dapat lebih bisa menjadi satu bersama alam. Sektor rumah tangga memakan kurang lebih 10,3 persen dari keseluruhan energi di tanah air. Pemanfaatan energi terbanyak berpangkal dari pemakaian sparepart ac yang salah, ac serta kulkas. Maka apabila berniat untuk mengawali penghematan listrik, cermati sparepart ac kebutuhan kedua peranti itu, baru dari sana anda dapat merintis
pengiritan listrik.
Seberapa banyak penghematan yang dapat anda kerjakan lewat untuk mengganti konsumsi peranti listrik di tempat tinggal anda? Lihat sejumlah metode mengirit energi di rumah layaknya yang dijelaskan tim Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECHI) selanjutnya ini :
1. Pendingin Ruang (AC) juga mampu untuk menghemat 130 ribu setiap bulan
Apabila Anda hendak berhemat, gantilah budaya Anda memakai AC di bawah 24 derajat C. Kecuali tubuh lebih bugar, temperatur ideal 24 -25 derajat C pun juga dapat berpeluang mengirit listrik sampai 130 ribu setiap bulan. Tiap-tiap mengurangi temperatur 1 derajat C untuk AC, untuk itu konsumsi listrik naik 6 persen. Anda pun juga dapat membersihkan dengan rutin filter, kondensor, juga koil AC. AC kotor merupakan inefisiensi energi. Kecuali itu, Anda hendaknya menutup akses udara keluar semacam jendela, pintu,juga bukaan lain supaya udara dingin tidak terbiar percuma.
2. Pemakaian Lampu mampu menghemat 55 ribu setiap bulan
Gantilah setiap lampu pijar menggunakan Compact Fluorescent Light (lampu hemat energi). CFL juga mampu mengirit lebih dari 50 persen biaya listrik. Kecuali itu, Anda juga dapat mematikan lampu bilamana tak dipakai. Pemeliharaan lampu (membersihkannya dari debu) pun dapat meniadakan kans penurunan daya penerangan sampai 5 persen. Guna mengirit listrik, hendaknya matikan setiap alat elektronik kala tak dipakai. Cabutlah kabel listrik dari stop kontak. Energi tetap terbiar percuma ketika kabel terus pada kondisi stand by. Penghematan paling banyak dapat ditempuh lewat menukar komputer desktop menggunakan laptop. Pengiritannya sampai-sampai menembus lima kali ketimbang komputer desktop.
3. Kulkas mampu menghemat hingga 10 ribu setiap bulan
Aturlah temperatur ideal kulkas di 2 hingga 4 derajat C. Sementara pada freezer, temperatur boleh diatur di 17 – 15 derajat C. Lebih baik Anda pun menukar kulkas yang telah lebih dari 10 thn.. Hal tersebut juga dapat memangkas biaya listrik sampai 75 persen. Sebagai pengiritan optimal, Anda dapat juga memangkas frekuensi membuka pintu kulkas lantaran 7 persen energi terbuang percuma ketika pintu terbuka kelewat kerap juga kelewat lama.
Penghematan semestinya ditempuh atas kesadaran, tidak keterpaksaan. So, pengiritan tidak mesti menurunkan kenyamanan bekerja, namun malahan dapat menambah produktivitas serta derajat kesehatan. Nah, bila mengikuti pengiritan layaknya di atas, pengiritan pemakaian listrik Anda dapat menembus sampai 2,8 juta setiap tahun! Sangat banyak yang bisa dihemat.
BERAMAL
Rasanya, semua telinga akrab dengan dalil ini. Sebab dia
sering diucapkan dalam pembuka nasehat, sebagai kalimat pujian. Bahkan para pemula yang ingin
belajar nasehat, tentu menghafal mati dalil ini.
Rasanya, semua telinga akrab dengan dalil
ini. Sebab dia sering diucapkan dalam pembuka nasehat, sebagai kalimat pujian. Bahkan para
pemula yang ingin belajar nasehat, tentu menghafal mati dalil ini. Memang keren dalilnya. Paten
redaksionalnya. Dan juga sering diulas para penyampai, jika menerangkan bab pengamalan. Karena
memang begitulah adanya. Bagi pemerhati keriuh-rendahan beramal, tentu tidak akan melewatkan
dalil – dalil ini.
Di dalam KitabNya Allah berfirman; Dan diserukan
kepada mereka: “Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu
kerjakan.” (QS. Al-A’raf [7] : 43). Ayat semisal terdapat juga dalam QS. Az-Zukhruf
[43] : 72)
“Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu
amalkan”. (QS. An-Nahl [16] : 32)
“Dan masing-masing orang memperoleh
derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan.” (Al-‘An’am 132)
Dalil – dalil di atas, jelas
menunjukkan pentingnya beramal dalam ibadah. Sebab dengannya orang bisa memperoleh tinggi
– rendahnya derajat di surga. Oleh karena itu, tak salah orang memperbanyak amal untuk
kehidupan di sana kelak. Yang perlu diingat adalah serentetan dalil – dalil di bawah ini.
Bukan menakut-nakuti. Demikian banyaknya setidaknya membuat kita berjaga – jaga. Kadang
malah bisa membuat kontra produktif, jika tidak arif dan bijaksana dalam memahaminya. Sebab
kelihatan saling bertentangan antara satu dan lainnya. Jangankan orang macam saya, dulu para
sahabat pun dibuat bingung karenanya.
Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam
surga.” “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau
menjawab, “Aku pun tidak. Kecuali jika Allah menyelimuti pada (amalan)ku dengan kefadholan
dan rahmat.” (Rowahu Bukhary – Jilid 1)
Shahih al-Bukhari kitab ar-riqaq
bab al-qashd wal-mudawamah ‘alal-’amal no. 6463, 6464, 6467, juga menyebutkan walau
dengan redaksi yang agak berbeda.
“Amal tidak akan bisa menyelamatkan seseorang
di antara kalian.” Mereka bertanya: “Tidak pula Engkau wahai Rasulullah SAW?”
Beliau menjawab: “Ya, saya pun tidak, kecuali Allah menganugerahkan rahmat kepadaku.
Tepatlah kalian, mendekatlah, beribadahlah di waktu pagi, sore, dan sedikit dari malam,
beramallah yang pertengahan, yang pertengahan, kalian pasti akan sampai.”
“Tepatlah kalian, mendekatlah, dan ketahuilah bahwasanya amal tidak akan memasukkan
seseorang ke dalam surga. Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah itu adalah yang paling
sering diamalkan walaupun sedikit.”
“Tepatlah kalian, mendekatlah, dan
bergembiralah, karena sesungguhnya amal tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.”
Para shahabat bertanya: “Termasuk juga anda wahai Rasulullah?” Beliau menjawab:
“Ya, termasuk juga saya, kecuali jika Allah menganugerahkan ampunan dan rahmat
kepadaku.”
Saddidu, asal katanya sadad; ketepatan, sesuatu yang tepat. Maknanya
menurut Ibn Hajar, shawab; benar. Artinya, beramallah dengan tepat, benar, mengikuti sunnah dan
penuh keikhlasan.
Qaribu yang bermakna ‘mendekatlah’ maknanya ada dua;
pertama, jangan menjauhi amal seluruhnya ketika tidak mampu, dan kedua, jangan berlebihan dalam
beramal sehingga merasa kelelahan dan bosan. Itu berarti ambillah pertengahan dalam beramal.
Ketika malas tiba, bertahan dengan tidak meninggalkan amal seluruhnya, beramallah sedekat-
dekatnya, tidak mampu 100% (sadad) beramallah 90% (qarib), dan ketika semangat tiba, beramal
dengan tidak berlebihan karena akan menyebabkan kelelahan dan kejenuhan.
Ughdu artinya
berpergianlah di waktu pagi, ruhu artinya berpergianlah di waktu sore, dan ad-duljah artinya
berpergian di waktu malam. Kata ad-duljah disertai dengan kata syai` (syai` minad-duljah;
sedikit/sesaat di waktu malam) karena memang berpergian di waktu malam cukup sulit. Menurut Ibn
Hajar, ini seolah-olah isyarat agar shaum di sepanjang hari dari sejak pagi sampai sore, dan
shalat tahajjud di sebagian malam. Walaupun, menurutnya, bisa juga diperluas untuk ibadah-ibadah
lainnya. Ibadah dalam hal ini diibaratkan dengan berpergian/perjalanan karena memang seorang
‘abid (yang beribadah) itu ibarat seseorang yang sedang berpergian dan menempuh perjalanan
menuju surga.
Al-qashda maknanya pertengahan. Dijelaskan dalam riwayat lain sebagai
amal yang rutin dikerjakan (dawam) walaupun sedikit-sedikit.
Taghammada diambil dari
kata ghimd yang berarti sarung pedang. Taghammada berarti menyarungkan, atau dengan kata lain
menutup (satr). Jika dilekatkan dengan kata rahmat dan ampunan, berarti menganugerahkan
sepenuhnya (semua penjelasan dalam syarah mufradat ini disadur dari Fath al-Bari kitab ar-riqaq
bab al-qashd wal-mudawamah ‘alal-’amal).
Sementara itu, Shahih Muslim
kitab shifat al-qiyamah wal-jannah wan-nar bab lan yadkhula ahadun al-jannah bi ‘amalihi
no. 7289-7302, tidak hanya disebut tidak akan masuk surga saja, melainkan ditegaskan juga tidak
akan selamat dari neraka.
“Amal tidak akan memasukkan seseorang di antara kalian
ke surga dan tidak pula menyelamatkannya dari neraka. Demikian juga saya, kecuali dengan rahmat
Allah SWT”.
Dulu, pertama kali mendengar hadits ini, saya kaget. Kok begitu ya?
Alhamdulillah Allah paring kefahaman. Salah satunya lewat cerita sederhana kisah ahli ibadah
dari Bani Israil. Diceritakan ada seorang hamba yang tekun dan rajin beribadah selama 500
tahun. Dia hidup menyendiri di sebuah gunung, tak pernah berbuat dosa sedikitpun. Hari –
harinya diisi ibadah dan ibadah, tak lain. Dan kala meninggalnya pun dalam keadaan sedang
bersujud. Akhirnya di hari Qiyamat Allah membangkitkan dia dan memasukkannya ke surga. Allah
berfirman; “Dengan rahmatku, masuklah kamu ke surge.” Mendengar perkataan tersebut
si hamba protes. “Ya Allah, bukankah karena amalanku?”
Allah menjawab;
“Karena rohmatku.”
Hamba; “Tidak. Ini semua karena amalanku selama 500
tahun.”
Allah menjawab; “Baiklah. Sekarang akan saya buktikan.”
Kemudian Allah memperlihatkan timbangan amal si hamba. Semua amalan si hamba ditempatkan di
sisi timbangan dan nikmat – nikmat Allah di sisi satunya lagi. Hasilnya, amalan hamba
selama 500 tahun itu tak menggeser sedikit pun nikmat dan anugerah Allah yang diberikan
kepadanya. Akhirnya, si hamba sadar dan memahami bahwa sebab masuknya dia ke surga adalah karena
rohmat Allah.
Cerita ini semakin meneguhkan nasehat klasik bahwa sebenarnya kita
beribadah ini cuma modal dengkul. Semuanya atas peparing Allah. Jadi gak boleh sombong
–membanggakan amal - dan gak boleh bengong - tidak dilandasi niat karena Allah.
Selanjutnya saya memetik beberapa nash terkait akan situasi ini. Yaitu adanya lipatan amalan
yang diberikan Allah kepada setiap amal baik hambaNya. Sedangkan untuk amal jelek, Allah tidak
menulis kecuali seperti apa adanya. Walhasanatu biasyri amtsaliha – dan satu kebaikan itu
dengan sepuluh semisalnya. Atau seperti yang tersebut di dalam surat Albaqoroh laksana sebiji
padi yang menumbuhkan tujuh tangkai dan setiap tangkai berbuah 100 bulir padi alias 700 kali
lipatan. Atau dalam atsar – atsar puasa, dimana disebutkan bahwa pahala amal anak adam itu
dilipatkan ila masyaa Allah. Inilah pemahaman lebih lanjut arti redaksi Kecuali jika Allah
menyelimuti pada (amalan)ku dengan kefadholan dan rahmat. Ada lipatan sebagai bentuk kefadhalan
Allah dan nikmat dan anugerah Allah – sebagai rahmat, sehingga kita bisa beramal meraih
surga setinggi – tingginya. Maka, tak heran ketika kita masuk - keluar masjid pun dituntun
dengan doa untuk mengingatkan akan rahmat dan fadhilah Allah ini dalam setiap jengkal langkah
kita dalam beramal.
Nah, satu lagi yang “membanggakan” adalah hadits -
hadits tersebut di atas memang jarang dikumandangkan. Hanya sesaat – sesaat saja dan oleh
orang – orang tertentu saja. Namun, barangkali ketemu, semoga sedikit tulisan ini
bermanfaat bagi yang membacanya. Tak lebih.
Oleh: Faizunal
Abdillah
Sumber:Al'Quran & Al'Hadist/LDII
Editor:Liwon Maulana
(galipat)
Ghostly Voices From Thomas Edison’s Dolls Can Now Be Heard
Though Robin and Joan Rolfs owned two rare talking dolls manufactured by Thomas Edison’s phonograph company in 1890, they did not dare play the wax cylinder records tucked inside each one.
The Rolfses, longtime collectors of Edison phonographs, knew that if they turned the cranks on the dolls’ backs, the steel phonograph needle might damage or destroy the grooves of the hollow, ring-shaped cylinder. And so for years, the dolls sat side by side inside a display cabinet, bearers of a message from the dawn of sound recording that nobody could hear.
In 1890, Edison’s dolls were a flop; production lasted only six weeks. Children found them difficult to operate and more scary than cuddly. The recordings inside, which featured snippets of nursery rhymes, wore out quickly.
Yet sound historians say the cylinders were the first entertainment records ever made, and the young girls hired to recite the rhymes were the world’s first recording artists.
Year after year, the Rolfses asked experts if there might be a safe way to play the recordings. Then a government laboratory developed a method to play fragile records without touching them.
The technique relies on a microscope to create images of the grooves in exquisite detail. A computer approximates — with great accuracy — the sounds that would have been created by a needle moving through those grooves.
In 2014, the technology was made available for the first time outside the laboratory.
“The fear all along is that we don’t want to damage these records. We don’t want to put a stylus on them,” said Jerry Fabris, the curator of the Thomas Edison Historical Park in West Orange, N.J. “Now we have the technology to play them safely.”
Last month, the Historical Park posted online three never-before-heard Edison doll recordings, including the two from the Rolfses’ collection. “There are probably more out there, and we’re hoping people will now get them digitized,” Mr. Fabris said.
The technology, which is known as Irene (Image, Reconstruct, Erase Noise, Etc.), was developed by the particle physicist Carl Haber and the engineer Earl Cornell at Lawrence Berkeley. Irene extracts sound from cylinder and disk records. It can also reconstruct audio from recordings so badly damaged they were deemed unplayable.
“We are now hearing sounds from history that I did not expect to hear in my lifetime,” Mr. Fabris said.
The Rolfses said they were not sure what to expect in August when they carefully packed their two Edison doll cylinders, still attached to their motors, and drove from their home in Hortonville, Wis., to the National Document Conservation Center in Andover, Mass. The center had recently acquired Irene technology.
Cylinders carry sound in a spiral groove cut by a phonograph recording needle that vibrates up and down, creating a surface made of tiny hills and valleys. In the Irene set-up, a microscope perched above the shaft takes thousands of high-resolution images of small sections of the grooves.
Stitched together, the images provide a topographic map of the cylinder’s surface, charting changes in depth as small as one five-hundredth the thickness of a human hair. Pitch, volume and timbre are all encoded in the hills and valleys and the speed at which the record is played.
At the conservation center, the preservation specialist Mason Vander Lugt attached one of the cylinders to the end of a rotating shaft. Huddled around a computer screen, the Rolfses first saw the wiggly waveform generated by Irene. Then came the digital audio. The words were at first indistinct, but as Mr. Lugt filtered out more of the noise, the rhyme became clearer.
“That was the Eureka moment,” Mr. Rolfs said.
In 1890, a girl in Edison’s laboratory had recited:
There was a little girl,
And she had a little curl
Right in the middle of her forehead.
When she was good,
She was very, very good.
But when she was bad, she was horrid.
Recently, the conservation center turned up another surprise.
In 2010, the Woody Guthrie Foundation received 18 oversize phonograph disks from an anonymous donor. No one knew if any of the dirt-stained recordings featured Guthrie, but Tiffany Colannino, then the foundation’s archivist, had stored them unplayed until she heard about Irene.
Last fall, the center extracted audio from one of the records, labeled “Jam Session 9” and emailed the digital file to Ms. Colannino.
“I was just sitting in my dining room, and the next thing I know, I’m hearing Woody,” she said. In between solo performances of “Ladies Auxiliary,” “Jesus Christ,” and “Dead or Alive,” Guthrie tells jokes, offers some back story, and makes the audience laugh. “It is quintessential Guthrie,” Ms. Colannino said.
The Rolfses’ dolls are back in the display cabinet in Wisconsin. But with audio stored on several computers, they now have a permanent voice.
Gilbert Haroche, Builder of an Economy Travel Empire, Dies at 87
Mr. Haroche was a founder of Liberty Travel, which grew from a two-man operation to the largest leisure travel operation in the United States.