Perjalanan Haji Terjangkau di Cawang Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Perjalanan Haji Terjangkau di Cawang Alhijaz Indowisata didirikan oleh Bapak H. Abdullah Djakfar Muksen pada tahun 2010. Merangkak dari kecil namun pasti, alhijaz berkembang pesat dari mulai penjualan tiket maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, tour domestik hingga mengembangkan ke layanan jasa umrah dan haji khusus. Tak hanya itu, pada tahun 2011 Alhijaz kembali membuka divisi baru yaitu provider visa umrah yang bekerja sama dengan muassasah arab saudi. Sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan dan jamaah secara aman dan profesional, saat ini perusahaan telah mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui kementrian pariwisata, lalu izin haji khusus dan umrah dari kementrian agama. Selain itu perusahaan juga tergabung dalam komunitas organisasi travel nasional seperti Asita, komunitas penyelenggara umrah dan haji khusus yaitu HIMPUH dan organisasi internasional yaitu IATA.
Perjalanan Haji Terjangkau di Cawang
saco-indonesia.com, Kondisi Erwiana Sulistiyaningsih, TKW yang telah disiksa oleh majikannya di Hongkong telah membaik sejak dir
saco-indonesia.com, Kondisi Erwiana Sulistiyaningsih, TKW yang telah disiksa oleh majikannya di Hongkong telah membaik sejak dirawat di RSI Amal Sehat, Sragen, Jawa Tengah sejak 11 Januari lalu. Erwiana telah ditangani oleh lima dokter spesialis yakni spesialis bedah, syaraf, penyakit dalam, kulit, serta psikolog untuk dapat memulihkan memorinya pascatrauma.
Ketua Tim Dokter dr Imam Fadli Sp B juga mengatakan kondisi Erwiana saat ini terus membaik. Namun masih mengeluhkan pusing terutama saat duduk dalam waktu yang lama.
"Sudah lumayan membaik, setelah kita tangani. Ada 5 dokter spesialis, yang telah menangani. Pusing yang dirasakan karena efek gegar otaknya yang belum juga sembuh. Berdasarkan dari hasil MRI, masih ada sisa bekas pendarahan di otak," ujar Imam.
Imam juga memperkirakan kondisi Erwiana akan pulih dalam waktu kurang dari sebulan. Pihaknya juga menjanjikan penyembuhan Erwiana secepatnya untuk keperluan penyidikan.
Sementara itu, tim dokter forensik dari Hongkong akan datang ke RSI Amal Sehat. Mereka juga akan didampingi tim dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jateng.
"Nanti malam mereka akan datang. Mereka akan melihat dari dekat kondisi Erwiana. Secara legal kan dokter forensik Indonesia yang berhak melakukan visum. Tim dokter dari Hongkong hanya mendampingi saja," pungkas Imam.
Editor : Dian Sukmawati
Para
pejabat pemerintahan di sektor keuangan mendadak datang ke kompleks Dewan Perwakilan Rakyat RI
untuk bertemu dengan pimpinan parlemen, Senin (3/6/2013).
JAKARTA, Saco-
Indonesia.com — Para pejabat pemerintahan di sektor keuangan mendadak datang
ke kompleks Dewan Perwakilan Rakyat RI untuk bertemu dengan pimpinan parlemen, Senin (3/6/2013).
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri, Kepala Bappenas
Armida Alisjahbana, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal
Kemenkeu Bambang Brodjonegoro sudah tiba di kompleks DPR RI, Senin pagi.
Hatta mengaku tidak ada yang spesial dalam pertemuan yang disebutnya pertemuan informal
tersebut.
"Kami ketemu, tidak ada yang spesial. Ini pertemuan informal,
tidak ada yang bersifat formal. Biasanya kalau informal lewat telepon," ujarnya.
Saat disinggung tentang adanya penolakan rencana pemerintah memasukkan dana
kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Hatta menampik adanya penolakan karena
rencana dana kompensasi tersebut masih dibahas di parlemen untuk masuk dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013.
"DPR itu intinya adalah
paripurna dan komisi. Kalau fraksi-fraksi silakan, kan dinamika politik seperti itu. Kami
harapkan APBN-P ini kan kepentingan bersama, kepentingan negara," kata Hatta.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menyatakan bahwa pertemuan kali ini
adalah persiapan pembahasan APBN-P.
"Kami mendampingi Pak Menko. Mungkin
ada beberapa hal yang perlu disampaikan supaya proses dalam konteks APBN-P jalan sesuai
jangkauan," ucapnya.
Mahendra mengaku ingin mengetahui perkembangan
pembahasan APBN-P di parlemen sehingga bisa diselesaikan tepat waktu. Sementara itu, baik Chatib
Basri dan juga Ketua DPR Marzuki Alie tak mau buka suara tentang pertemuan mendadak ini.
"Tidak ada yang khusus," ujar Chatib terburu-buru sambil masuk ke dalam
lift.
Seyogyanya, bersamaan dengan pertemuan mendadak ini, dilakukan pula
rapat pembahasan rancangan RAPBN -P di Badan Anggaran. Namun, rapat itu akhirnya ditunda karena
seluruh pejabat keuangan bertemu pimpinan DPR. Pimpinan Banggar seperti Wakil Ketua Banggar
Tamsil Linrung dari Fraksi PKS pun hadir dalam pertemuan itu. Diperkirakan, dalam pertemuan pagi
ini, pemerintah dan pimpinan DPR akan membahas tentang rencana memasukkan dana kompensasi
dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P).
Seperti diketahui, rencananya pemerintah akan menaikkan harga BBM pada awal Juni 2013. Namun,
rencana itu akhirnya ditunda hingga minggu ketiga bulan Juni 2013. Pemerintah dan DPR hingga
kini masih menggodok rencana memasukkan dana bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) ke
dalam kerangka APBN-P yang nilainya sekitar Rp 11,6 triliun.
Editor :Liwon Maulana
Sumber:Kompas.com
WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”
Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.
The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.
Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation
Judge Patterson helped to protect the rights of Attica inmates after the prison riot in 1971 and later served on the Federal District Court in Manhattan.