Solusi tepat dan ampuh untuk melangsingkan badan melalui metode obat herbal sebagai Cara Melangsingkan Badan Secara Tradisional
Solusi tepat dan ampuh untuk melangsingkan badan melalui metode obat herbal sebagai Cara Melangsingkan Badan Secara Tradisional yang alami tanpa efek samping dengan Obat Slimming Capsule. Terbuat dari bahan alami yang aman untuk dikonsumsi. Simak tips melansingkan badan.
Inilah 10 jenis makanan yang dapat membantu Anda menurunkan berat badan.
1. Daging sapi : Bertolak belakang dengan persepsi populer, menyantap steak daging sapi juga ternyata dapat menurunkan berat Anda. Riset yang dipublikasikan The American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan, wanita yang dalam dietnya menyertakan daging merah mencatat penurunan berat lebih banyak ketimbang mereka yang menyantap jumlah kalori sama dengan sedikit daging sapi . Kandungan protein dalam steak, kata peneliti, juag dapat mempertahankan masa otot selama program penurunan berat badan .
2. Telur : Telur tidak akan merusak jantung Anda, tetapi justru membantu Anda lebih langsing beberap ainci. Riset para ahli di Louisiana State University Baton Rouge menunjukkan, wanita yang menjalani diet rendah kalori dan menyantap telur, roti dan jelly tiap pagi kehilangan berat dua kali lebih banyak ketimbang mereka yang sarapan bagel dengan jumlah kalori sama tapi tanpa telur. Menurut peneliti, telur membuat kenyang, sehingga Anda makan lebih sedikit.
3. Oat : Oatmeal telah menempati peringkat teratas dalam hal mengenyangkan di antara makanan lain. Tidak sperti kebanyakan karbohidrat, oat—bahkan yang berjenis instan sekalipun —akan dicerna dengan lambat. Jadi, makanan ini berpengaruh kecil pada gula darah.
4. Kacang lentil : Lentil adalah makanan terbaik untuk merampingkan perut. “Mereka tinggi akan protein dan serat larut, dua nutrien yang dapat menstabilkan kadar gula darah,” kata Tanya Zuckerbrot, R.D., penulis The F-Factor Diet (Putnam Adult). Mengonsumsi lentil dapat mencegah lonjakan insulin yang membuat tubuh Anda membentuk lemak, terutama di area perut.”
5. Apel : Sebuah apel sehari dapat mencegah terjadinya penambahan berat, demikian riset para ilmuwan di Penn State University. Mereka yang makan sebuah apel sebelum menyantap pasta tercatat mengonsumsi sedikit kalori dibanding mereka yang menyantap kudapan lain. Apel memiliki kandungan serat yang tinggi —4 sampai 5 gram—yang membuat perut jadi kenyang. Hebatnya lagi, antioksidan pada apel dapat mencegah sindrom metabolik, yang ditandai dengan penumpukan lemak di lingkar perut
6. cara melangsingkan badan secara tradisionalCabai : Cabai bisa meningkatkan metabolisme. Zat yang terkandung dalam cabai yang disebut capsaicin mempunyai efek thermogenic, yakni membuat tubuh membakar ekstra kalori selama 20 menit setelah menyantap cabai. Selain itu, Anda tak lagi bisa menyantap hidangan dalam sekejap. Makan dengan lambat membuat otak Anda merekam bahwa perut Anda kenyang. Jadi Anda tidak akan makan secara berlebihan.
7. Yogurt : Pelaku diet menyebut plain yogurt sebagai makanan sempurna. Dengan kombinasi karbohidrat, protein dan lemak, yogurt dapat menekan rasa lapar dengan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Studi para ahli di University of Tennessee, menyatakan mereka yang menjalani diet rendah kalori dengan menambah yogurt mengalami penurunan lemak total 61 persen lebih besar dan 81 persen lemak perut ketimbang mereka yang diet tanpa yogurt.
8. Parmesan : Wanita yang minum whole milk atau makan keju setiap hari cenderung tidak terlalu mengalami penambahan berat badan, menurut studi yang dimuat The American Journal of Clinical Nutrition. Penggemar lowfat-dairy justru tidak memperoleh manfaat yang sama. Produk whole milk memiliki asam linoleat terkonjugasi, yang dapat membantu tubuh Anda membakar lemak.
9. Alpukat : Jangan biarkan kandungan lemak dalam sebuah alpukat (29 gram) membuat Anda cemas. Justru itulah yang membuat makanan ini menjadi penurun berat terbaik. Kandungan lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated) yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan rasa kenyang.
10. Olive oil : Seperti halnya alpukat, olive oil memiliki kandungan lemak yang meningkatkan rasa kenyang, dan menghentikan selera makan. Riset juga menunjukkan olive oil berkhasiat sebagai anti radang.
Itulah tips cara melangsingkan badan secara tradisional ada yang lebih bagus untuk melangsingkan dengan cepat aman dan tidak ada efek samping yaitu dengan Obat Slimming Capsule.
Kali ini kiata akan memberikan tips Jaket Kulit kesayangan kita supaya tidak kusut. Kalau kita punya Jaket Kulit sudah 1 tahunan
Kali ini kiata akan memberikan tips Jaket Kulit kesayangan kita supaya tidak kusut. Kalau kita punya Jaket Kulit sudah 1 tahunan, mungkin dibeberapa bagian jaket kulit suka kusut (mengkerut) . salah satu contoh seperti Jaket kulit motor, bagian yang sering kusut dan mengkerut adalah dibagian tangan , untuk jaket kulit yang biasa dipakai berkendaraan roda empat ( mobil ) bagian yang mengkerut biasanya dibagian belakang , ini dikarenakan kita sering duduk dibelakang kemudi dan jaket kulit kesayangan kita menempel dijok mobil .Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau anda merawat jaket kulit kesayangan secara teratur, oleskan lotion/pelembab biasa pada jaket anda secara teratur minimal 1 minggu sekali , kami yakin jaket anda akan lentur dan enak dipakai sama halnya kita merawat tubuh kita , bila kita rajin merawatnya tentunya akan kelihatan fresh dan kinclong.
Lalu bagaimana kalau Jaket Kulit sudah terlanjur mengkerut ? ….
Tips berikut adalah solusinya :
1. Oleskan Lotion pada permukaan Jaket Kulit (lebih sip bila memakai campuran pelembab dan anti jamur khusus jaket kulit) oleskan secukupnya .
2. Tempelkan kertas Hvs 2-3 lembar pada permukaan Jaket Kulit yang sudah diberi pelembab
3. Setrika permukaan Hvs yang menempel pada permukaan jaket lalu setrika dengan suhu secukupnya tergantung kerutan
4. Bila kerutannya parah dan susah, oleskan air pada permukaan jaket dan lapisi dengan kertas lalu setrika,
5. Ulangi beberapa kali sampai Jaket Kulit kembali seperti semula .
Ingat jangan setrika Jaket kulit langsung tanpa dilapisi ketas Hvs karena akan mengakibatkan kerusakan pada permukaan Jaket Kulit.
** Perhatian **
Simpan jaket kulit disuhu yg sejuk,Bila suhu terlalu panas akan
mengakibatkan permukaan Jaket Kulit jadi rusak .
Even as a high school student, Dave Goldberg was urging female classmates to speak up. As a young dot-com executive, he had one girlfriend after another, but fell hard for a driven friend named Sheryl Sandberg, pining after her for years. After they wed, Mr. Goldberg pushed her to negotiate hard for high compensation and arranged his schedule so that he could be home with their children when she was traveling for work.
Mr. Goldberg, who died unexpectedly on Friday, was a genial, 47-year-old Silicon Valley entrepreneur who built his latest company, SurveyMonkey, from a modest enterprise to one recently valued by investors at $2 billion. But he was also perhaps the signature male feminist of his era: the first major chief executive in memory to spur his wife to become as successful in business as he was, and an essential figure in “Lean In,” Ms. Sandberg’s blockbuster guide to female achievement.
Over the weekend, even strangers were shocked at his death, both because of his relatively young age and because they knew of him as the living, breathing, car-pooling center of a new philosophy of two-career marriage.
“They were very much the role models for what this next generation wants to grapple with,” said Debora L. Spar, the president of Barnard College. In a 2011 commencement speech there, Ms. Sandberg told the graduates that whom they married would be their most important career decision.
In the play “The Heidi Chronicles,” revived on Broadway this spring, a male character who is the founder of a media company says that “I don’t want to come home to an A-plus,” explaining that his ambitions require him to marry an unthreatening helpmeet. Mr. Goldberg grew up to hold the opposite view, starting with his upbringing in progressive Minneapolis circles where “there was woman power in every aspect of our lives,” Jeffrey Dachis, a childhood friend, said in an interview.
The Goldberg parents read “The Feminine Mystique” together — in fact, Mr. Goldberg’s father introduced it to his wife, according to Ms. Sandberg’s book. In 1976, Paula Goldberg helped found a nonprofit to aid children with disabilities. Her husband, Mel, a law professor who taught at night, made the family breakfast at home.
Later, when Dave Goldberg was in high school and his prom date, Jill Chessen, stayed silent in a politics class, he chastised her afterward. He said, “You need to speak up,” Ms. Chessen recalled in an interview. “They need to hear your voice.”
Years later, when Karin Gilford, an early employee at Launch Media, Mr. Goldberg’s digital music company, became a mother, he knew exactly what to do. He kept giving her challenging assignments, she recalled, but also let her work from home one day a week. After Yahoo acquired Launch, Mr. Goldberg became known for distributing roses to all the women in the office on Valentine’s Day.
Ms. Sandberg, who often describes herself as bossy-in-a-good-way, enchanted him when they became friendly in the mid-1990s. He “was smitten with her,” Ms. Chessen remembered. Ms. Sandberg was dating someone else, but Mr. Goldberg still hung around, even helping her and her then-boyfriend move, recalled Bob Roback, a friend and co-founder of Launch. When they finally married in 2004, friends remember thinking how similar the two were, and that the qualities that might have made Ms. Sandberg intimidating to some men drew Mr. Goldberg to her even more.
Over the next decade, Mr. Goldberg and Ms. Sandberg pioneered new ways of capturing information online, had a son and then a daughter, became immensely wealthy, and hashed out their who-does-what-in-this-marriage issues. Mr. Goldberg’s commute from the Bay Area to Los Angeles became a strain, so he relocated, later joking that he “lost the coin flip” of where they would live. He paid the bills, she planned the birthday parties, and both often left their offices at 5:30 so they could eat dinner with their children before resuming work afterward.
Friends in Silicon Valley say they were careful to conduct their careers separately, politely refusing when outsiders would ask one about the other’s work: Ms. Sandberg’s role building Facebook into an information and advertising powerhouse, and Mr. Goldberg at SurveyMonkey, which made polling faster and cheaper. But privately, their work was intertwined. He often began statements to his team with the phrase “Well, Sheryl said” sharing her business advice. He counseled her, too, starting with her salary negotiations with Mark Zuckerberg.
“I wanted Mark to really feel he stretched to get Sheryl, because she was worth it,” Mr. Goldberg explained in a 2013 “60 Minutes” interview, his Minnesota accent and his smile intact as he offered a rare peek of the intersection of marriage and money at the top of corporate life.
While his wife grew increasingly outspoken about women’s advancement, Mr. Goldberg quietly advised the men in the office on family and partnership matters, an associate said. Six out of 16 members of SurveyMonkey’s management team are female, an almost unheard-of ratio among Silicon Valley “unicorns,” or companies valued at over $1 billion.
When Mellody Hobson, a friend and finance executive, wrote a chapter of “Lean In” about women of color for the college edition of the book, Mr. Goldberg gave her feedback on the draft, a clue to his deep involvement. He joked with Ms. Hobson that she was too long-winded, like Ms. Sandberg, but aside from that, he said he loved the chapter, she said in an interview.
By then, Mr. Goldberg was a figure of fascination who inspired a “where can I get one of those?” reaction among many of the women who had read the best seller “Lean In.” Some lamented that Ms. Sandberg’s advice hinged too much on marrying a Dave Goldberg, who was humble enough to plan around his wife, attentive enough to worry about which shoes his young daughter would wear, and rich enough to help pay for the help that made the family’s balancing act manageable.
Now that he is gone, and Ms. Sandberg goes from being half of a celebrated partnership to perhaps the business world’s most prominent single mother, the pages of “Lean In” carry a new sting of loss.
“We are never at 50-50 at any given moment — perfect equality is hard to define or sustain — but we allow the pendulum to swing back and forth between us,” she wrote in 2013, adding that they were looking forward to raising teenagers together.
“Fortunately, I have Dave to figure it out with me,” she wrote.