saco-indonesia.com, Tewasnya Feby Lorita yang berusia 31 tahun , telah membuat pelaku kebingungan, jasad perempuan malang terseb
saco-indonesia.com, Tewasnya Feby Lorita yang berusia 31 tahun , telah membuat pelaku kebingungan, jasad perempuan malang tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mobil Nisan March F 1356 KA dan selama beberapa hari, dibawa berkeliling Jakarta, Depok dan Bekasi oleh Asido Simangunsong.
“Saya cuma bingung saja mau dibunag kemana. Soalnya mayat itu juga saya bawa pulang lagi ke apartemen, tapi saya biarkan di dalam mobil,” ujarnya.
Berniat untuk dapat melarikan diri, Asido kembali ke unit apartemen Feby dan mengambil televisi serta CPU komputer milik Feby, setelah sebelumnya menjarah perhiasan, uang dan identitas milik korban. “Semuanya saya jual seharga Rp3 juta. Sementara TV dan CPU dititipkan di rumah pacar saya,” imbuhnya.
Menurut dia, karena saat itu di dalam mobil juga sudah mulai tercium bau busuk, ia pun berniat untuk membuang jasad Feby. Sambil membawa mobil berkeliling, Asido pun telah memikirkan lokasi untuk membuang jasad Feby tersebut. Saat itulah ia bertemu dengan kakak kandungnya, Daniel Simangunsong dan mengaku bahwa Feby adalah korban tabrak larinya. “Saya minta bantuan sama dia (Daniel) untuk dapat membantu membuang mayat tersebut,” tuturnya.
Pada Sabtu (25/1) dinihari, keduanya pun berkeliling ke sejumlah tempat dan mencari lokasi untuk membuang jasad Feby. Menurut Asido, saat melintas di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, mereka panik lantaran melihat adanya razia kepolisian di depan Polsek Duren Sawit. Asido pun telah memutuskan untuk membelokkan mobilnya ke arah TPU Pondok Kelapa untuk dapat menghindari razia.
Begitu tiba di TPU tersebut, Asido dan Daniel kemudian turun dari mobil dan meninggalkan mobil berisi jasad Feby. Aki mobilnya sempat mereka ambil untuk digunakan di mobil Daihatsu Xenia miliknya yang sudah lama mangkrak. Di situlah gerak-gerik pelaku akhirnya telah diketahui petugas keamanan.
Editor : Dian Sukmawati
Ratu atut Chosiyah sudah hampir dua bulan lamanya mendekam di Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur. Hingga kini Atut masih menjabat sebagai gubernur Banten.
Ratu atut Chosiyah sudah hampir dua bulan lamanya mendekam di Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur. Hingga kini Atut masih menjabat sebagai gubernur Banten.
Ketua Komisi I DPRD Banten dari Fraksi PDIP Agus Wisass menilai, sikap itu telah menjadi bukti Atut tidak sayang pada masyarakat Banten. Sebab hingga kini Atut tak juga mundur dari posisinya dan memimpin Banten dari balik jeruji.
"Undang-undang No 32 itu memang telah mengatakan sebelum terdakwa dia tidak bisa berhenti, tetapi harus dipahami Undang-undang No 32 itu berazaskan moral dan etika. Moral dan etika itu artinya dikembalikan ke yang bersangkutan masing masing. Yang bersangkutan tidak mempunyai moral dan etika tidak sayang dengan rakyat banten, harusnya legowo mundur," ujar Agus Wisass, Jumat (14/3).
Agus juga meminta anggota DPRD Banten penerima mobil mewah dari adik Atur, Tubagus Chaeri Wardana, mundur dari jabatannya. Sebab, mereka telah mengkhianati amanat rakyat.
Apalagi, kebanyakan dari mereka telah mencalonkan kembali menjadi caleg pada Pemilu 2014 ini.
"Seperti hal sekarang kalau ada caleg terindikasi ya mundur sudahlah ngapain, malu. Di luar sana orang Banten miskin-miskin yang makan saja susah pengangguran saja banyak, kok dia enak-enakan nikmati duit korupsi," katanya.