Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini Selasa (18/3) akan melanjutkan rangkaian kampanye partainya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah kemarin berkampanye di Bantul, SBY dan rombongan jurkamnas akan berkampanye di Tulungagung.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini Selasa (18/3) akan melanjutkan rangkaian kampanye partainya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah kemarin berkampanye di Bantul, SBY dan rombongan jurkamnas akan berkampanye di Tulungagung.
Tadi malam, SBY dan rombongan telah menginap di Hotel Merdeka Kota Madiun, Jawa Timur. SBY juga telah mengajukan cuti untuk berkampanye dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat di sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
SBY dan rombongan menuju ke Tulungagung melalui Ponorogo. Di Ponorogo, SBY juga telah dijadwalkan akan mengunjungi sejumlah titik, namun agenda tersebut masih dapat berubah.
Seperti yang telah diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah memberitahukan cuti untuk mengikuti kampanye selama dua hari, pada tanggal 17-18 Maret.
Izin cuti tersebut juga telah disampaikan ke KPU RI dengan mengirimkan surat dari Sekretariat Negara Nomor B.233/M.Sesneg/D-2/KN.00.02/03/2014, dengan tembusan kepada Presiden RI, Wapres RI Boediono, dan Badan Pengawas Pemilu.
Cuti Presiden tersebut dimaksudkan untuk pelaksanaan kampanye Partai Demokrat di daerah pemilihan Jawa Tengah VI dan Jawa Timur VI. Di antaranya di Magelang dan Yogyakarta, serta di Tulungagung dan Blitar.
Adapun, pelaksanaan kampanye rapat umum terbuka untuk Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD dilakukan selama 21 hari, mulai tanggal 16 Maret hingga 5 April mendatang.
saco-indonesia.com, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memenuhi janjinya untuk dapat mendatangi posko pengungsi letus
saco-indonesia.com, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memenuhi janjinya untuk dapat mendatangi posko pengungsi letusan Gunung Sinabung di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pada kesempatan itu, SBY juga telah meminta agar pemerintah setempat merelokasi warga di lereng gunung ke lokasi yang lebih aman.
"Relokasi, radius 3 km itu saya kira gunung berapi manapun sangat berbahaya, yang berada di radius 3 km tidak bisa tinggal dan harus relokasi. Boleh bertani di tempat itu, tapi tempat tinggal harus di luar radius yang disebut aman tadi," kata SBY di Posko Gereja Katolik Paroki, Karo, Kamis (23/1).
Namun, SBY juga tidak menutup mata jika rencana tersebut akan mendapat perlawanan keras dari warga. SBY juga hanya meminta kepada gubernur dan bupati Karo agar bersabar melakukannya.
"Harus sabar karena kasus yang direlokasi tidak mau," tukasnya.
Selain telah menyoroti masalah relokasi warga, SBY juga telah meminta agar pengelolaan pengungsi dapat dijalankan dengan baik. Tidak boleh ada pengungsi yang mengalami sakit atau meninggal akibat tidak adanya perawatan atau pelayanan yang memadai untuk mereka.
"Masalah rumah rusak bisa diganti, kalau saudara kita meninggal, kita tidak bisa ganti. Semua upaya untuk keselamatan saudara kita," kata SBY usai mendengar paparan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjobroto tentang penanganan pengungsi di Kabanjahe.
Kemudian, fasilitas dasar bagi pengungsi juga harus tetap diutamakan, tidak boleh ada satupun kekurangan. "Pelayanan saudara kita di tempat penampungan, 'basic' untuk makan minum air bersih dan peralatan kesehatan tidak boleh ada kekurangan," tegasnya.
Terakhir, SBY juga telah meminta gubernur dan bupati Karo untuk dapat mencarikan solusi bagi kerusakan yang telah terjadi atas lahan pertanian milik warga. Dia pun juga mengajak para pemimpin daerah untuk dapat menghitung langsung bersama-sama terkait kerugian-kerugian yang terjadi.
"Solusi bagi petani yang karena musibah benar-benar rusak. tentu kalau dibebankan pada yang bersangkutan akan berat, kebijakan seperti apa, nanti malam (saat rapat-red) saya ada hitung-hitungannya," kata Presiden.
Sebelumnya, Gatot dalam paparannya mengatakan, masa tanggap darurat sejak 15 September 2013 sudah enam kali diperpanjang. Intensitas terus menerus 750 kali erupsi, jumlah pengungsi 203 desa, 4 kecamatan 28.745 orang atau 9.045 Kepala Keluarga tersebar di 43 tempat pengungsian.
Editor : Dian Sukmawati
BEIJING (AP) — The head of Taiwan's Nationalists reaffirmed the party's support for eventual unification with the mainland when he met Monday with Chinese President Xi Jinping as part of continuing rapprochement between the former bitter enemies.
Nationalist Party Chairman Eric Chu, a likely presidential candidate next year, also affirmed Taiwan's desire to join the proposed Chinese-led Asian Infrastructure Investment Bank during the meeting in Beijing. China claims Taiwan as its own territory and doesn't want the island to join using a name that might imply it is an independent country.
Chu's comments during his meeting with Xi were carried live on Hong Kong-based broadcaster Phoenix Television.
The Nationalists were driven to Taiwan by Mao Zedong's Communists during the Chinese civil war in 1949, leading to decades of hostility between the sides. Chu, who took over as party leader in January, is the third Nationalist chairman to visit the mainland and the first since 2009.
Relations between the communist-ruled mainland and the self-governing democratic island of Taiwan began to warm in the 1990s, partly out of their common opposition to Taiwan's formal independence from China, a position advocated by the island's Democratic Progressive Party.
Despite increasingly close economic ties, the prospect of political unification has grown increasingly unpopular on Taiwan, especially with younger voters. Opposition to the Nationalists' pro-China policies was seen as a driver behind heavy local electoral defeats for the party last year that led to Taiwanese President Ma Ying-jeou resigning as party chairman.