Setiap ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT mengandung hikmah tersendiri. Allah tidak pernah sekalipun memerintahkan manusia
Setiap ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT mengandung hikmah tersendiri. Allah tidak pernah sekalipun memerintahkan manusia melakukan suatu perbuatan yang tak bermakna atau tidak mengandung hikmah. Hikmah yang bisa kita petik dari pelaksanaan ibadah haji antara lain:
1. Menyaksikan secara langsung Masjidil Haram, Ka’bah, tempat turunnya Alquran, serta tempat-tempat bersejarah dalam kehidupan Rasulullah SAW dan penyebaran Islam. Umat Islam yang mengunjungi tempat-tempat tersebut diharapkan dapat menghayati nilai-nilai keimanan, ketakwaan, keikhlasan, kepahlawanan, dan pengorbanan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menyebarkan agama Islam.
2. Ketika memasuki Makkah dan melihat Ka’bah umat Islam diajak untuk mengingat nilai-nilai ketakwaan Nabi Ibrahim AS beserta keluarganya. Seberat apa pun perintah Allah SWT, bahkan meninggalkan istri di padang tandus dan menyembelih seorang anak sekalipun, tetap dilaksanakan dengan baik oleh Ibrahim.
3. Ketika memakai pakaian ihram yang berwarna putih polos tanpa jahitan dan pernak-pernik umat manusia dari segala penjuru seakan-akan diingatkan bahwa mereka adalah umat yang satu. Mereka tidak dibedakan berdasarkan kelas sosial, ras, etnis, bahasa, atau kebudayaan.
Mereka semua sama di mata Allah SWT. Satu-satunya yang membedakan hanyalah ketakwaan masing-masing. Dalam ibadah haji, terpapar persamaan atas nama agama, yaitu Islam (al-musawah al-lslamiyah).
Mereka berkumpul di tempat yang sama dan dengan penampilan yang sama. Semuanya tunduk, merendah dan takut kepada Allah.
4. Haji adalah ibadah yang menyempurnakan kehidupan spiritual umat Islam. Setelah shalat, puasa, dan zakat ditunaikan maka ibadah haji adalah penyempurnanya. Umat Islam dari penjuru dunia berkumpul ditempatyang sama dan pada waktu yang sama.
Mereka membawa rasa cinta yang sama, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sekalipun aliran teologi dan madzhab fikih mereka berbeda, namun masing-masing digerakkan oleh satu alasan yang sama, yaitu kepatuhan kepada Allah SWT dan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
5. Haji adalah pertemuan akbar yang dihadiri oleh umat Islam dari segala penjuru dunia. Dengan demikian, haji memberikan kesempatan yang sangat besar bagi umat Islam untuk menggalang persatuan di antara sesamanya, menyatukan tekad dan semangat, dan bersama-sama memikirkan persoalan yang mendera umat Islam.
Pada musim haji, setiap orang bahkan dapat membangun komunikasi atau relasi dengan orang lain baik untuk kepentingan duniawi maupun ukhrawi. Hal ini tidak lain merupakan realisasi doa Nabi Ibrahim AS, “Wahai Tuhan kami,sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Wahai Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”(QS. Ibrahim ayat 37).
Massa yang begitu besar itu bergerak dan berputar mengelilingi Ka’bah. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil untuk berkunjung dan bertamu ke rumah Allah (Baitullah) itu. Karena mereka adalah tamu Allah, maka Allah akan menyuguhkan ‘jamuan’ yang tak terbilang nikmatnya bagi mereka. ‘Jamuan’ itu adalah kasih sayang dan ampunan Allah yang tak terbatas.
Sumber : http://www.jurnalhaji.com
Baca Artikel Lainnya : CARA NABI MUHAMMAD SAW MELAKSANAKAN MANASIK HAJI
Memasuki usia remaja, anak
biasanya akan fokus pada keinginan untuk diterima dalam pergaulannya. Pada masa-masa itu, anak
menjadi kurang dekat dengan orangtua, karena sibuk dengan dunia mereka sendiri. Untuk urusan
percintaan, biasanya mereka juga akan menyembunyikannya dari orangtuanya.
Sako-Indonesia.com -
Memasuki usia remaja, anak biasanya akan fokus pada keinginan untuk diterima dalam pergaulannya.
Pada masa-masa itu, anak menjadi kurang dekat dengan orangtua, karena sibuk dengan dunia mereka
sendiri. Untuk urusan percintaan, biasanya mereka juga akan menyembunyikannya dari
orangtuanya.
Hal utama yang harus Anda lakukan dalam menghadapi masa remaja
anak yang mulai sering sembunyi-sembunyi, adalah tidak membuat anak
parno dengan ucapan-ucapan yang menakuti. Misalnya ketika melihat sang anak
menyembunyikan sesuatu di gadget-nya, Anda langsung menginterograsi atau menakut-nakuti
anak untuk mencegahnya melakukan hal tersebut.
"Cara seperti itu justru tidak
bagus, karena bukan membuat anak dekat dengan Anda, justru membuatnya menjauh," ujar
psikolog keluarga Roslina Verauli, MPsi, saat media sharing bersama Intel di
Bistronomy, Jakarta, Selasa (30/4/2013) lalu.
Roslina pun menjabarkan beberapa langkah
untuk menciptakan hubungan mesra dengan si remaja, agar mereka lebih terbuka dengan
Anda:
* Lakukan proses pendekatan dengan anak, sama seperti Anda sedang pendekatan
dengan pacar dahulu.
* Duduklah bersama anak di sebelahnya untuk menciptakan komunikasi
hangat dengan anak. Kedekatan fisik akan menciptakan keintiman pada anak yang akan membuatnya
terbuka pada Anda.
* Ketika komunikasi antara Anda berdua sudah baik, lalu bersiaplah
untuk menjadi pendengar. Ketika anak sudah merasa nyaman, ia akan bercerita pada Anda dengan
sendirinya. Banyak-banyaklah bertanya pada anak mengenai teman-temannya, dan hal-hal yang
disuka dan tidak disukainya, tanpa memberi penilaian lebih dulu. Dengan demikian anak tahu bahwa
orangtuanya mau mendengarkan.
Sumber : KOMPAS.com
Editor : Maulana Lee