JAKARTA, Saco-Indonesia.com — Mulai tahun ajaran 2013/2014, ujian nasional sekolah dasar
(SD) resmi ditiadakan. Hal ini di
JAKARTA, Saco-Indonesia.com —
Mulai tahun ajaran 2013/2014, ujian nasional sekolah dasar (SD) resmi ditiadakan. Hal ini
diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditandatangani Presiden Republik Indonesia
pada pekan lalu.
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Ibrahim Bafadal mengatakan, meski UN ini ditiadakan, bukan berarti tidak ada alat
evaluasi bagi anak-anak yang duduk di bangku SD ini untuk ke jenjang selanjutnya.
"Benar ada PP tersebut. Tapi bukan berarti UN hilang lalu tidak ada ujian sama sekali.
Bukan seperti itu," kata Ibrahim kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2013).
Dengan demikian, mulai tahun depan anak-anak SD tidak lagi akan direpotkan dengan UN.
Namun, UN jenjang SMP dan SMA tetap akan ada seperti biasa. Penghapusan ini ada kaitannya dengan
program wajib belajar 9 tahun dan kurikulum 2013 yang akan segera diterapkan pada pertengahan
Juli ini.
Kendati demikian, Ibrahim menjelaskan bahwa format evaluasinya nanti
bisa dikerjakan oleh daerah. Yang pasti penghapusan UN ini tidak akan menghilangkan sistem
evaluasi pada jenjang pendidikan dasar tersebut. Pasalnya, di tiap jenjang pendidikan memang
harus terdapat sistem evaluasi.
Editor :Liwon Maulana(galipat)
Sumber:Kompas.com
Bagi Anda yang suka membaca atau perlu mengerjakan beberapa tugas membaca di tempat tidur, misalnya akan menghadapi ujian esok h
Bagi Anda yang suka membaca atau perlu mengerjakan beberapa tugas membaca di tempat tidur, misalnya akan menghadapi ujian esok harinya, tentunya cahaya telah menjadi faktor yang sangat penting. Memang membaca di tempat tidur juga tidak disarankan, namun jika didukung dengan pencayahaan yang tepat, kenapa tidak. Dan lampu tidur atau lampu meja disamping tampat tidur Anda bisa menjadi pilihan yang tepat.
Selain dapat memebantu Anda dalam pencayahaan ketika memebaca, lampu ini juga dapat memperindah ruangan. Selain efek cahayanya, modelnya pun juga bisa menampilkan kesan tersendiri dalam kamar Anda.
Kalau Anda tertarik untuk dapat mengisi ruangan pribadi Anda dengan lampu meja ini, tidak hanya asal memebeli. Namun juga disesuaikan dengan bentuk meja, serta konsep ruangan yang selama ini Anda ciptakan.
Berikut ada beberapa tips yang bisa menjadi panduan Anda ketika dalam membeli lampu meja untuk kamar Anda:
Pilih ukuran yang sesuai
Lampu ini Anda beli sebagai pelengkap meja kamar tidur Anda, jadi jangan memebeli lampu tidur dengan ukuran terlalu besar tauapun terlalu kecil, hingga tampak tidak proporsional. Itulah sebabnya Anda perlu memilih yang cocok dan menyatu dengan baik.
Sesuaikan interior
Kalau kamar Anda bernuansa sporty, misalnya banyak unsur sepak bola berarti jangan memilih lampu yang bergaya Victorian dengan ukiran yang detail. Karena lampu yang Anda pilih harus sesuai dengan gaya kamar Anda. Kalau kamar Anda bergaya interior yang klasik atau traditional, lempu berbahan kayu-kayuan bisa menjadi pilihan. Tak hanya serasi dengan ruangan, warna lampu pun juga harus Anda perhatikan.
Panjang lampu meja
Panjang serta tinggi lampu meja layak menjadi pertimbangan utama. Jika terlalu pendek, maka bahu Anda akan menutup semua cahaya. Kedengarannya hal ini juga merupakan suatu hal sepele, namun Anda tentunya tidak ingin membaca tanpa mendapat pencahayaan yang tepat bukan? Jika Anda membaca buku di malam hari, Anda mungkin ingin membaca dengan bertumpu pada bantal Anda yang nyaman daripada duduk di meja. Nah jika lampu menja Anda justru terlalu tinggi, ini juga dapat menyilaukan mata, dan Anda tidak mendapatkan cahaya yang maksimal. Inilah alasan mengapa Anda juga harus memeperhitungkan tinggi lampu yang akan Anda pilih.
Pilih lampu LED
Zaman sudah semakin berkembang pesat. Daripada Anda memanfaatkan lampu traditional, alangkah baiknya jika Anda beralih untuk menggunakan lampu LED. Selain lebih praktis, lampu jenis ini juga lebih hemat.
Setelah Anda mempertimbangkan banyak faktor diatas, jangan lupa sebelum membawa pulang lampu tersebut, cek terlebih dahulu bagaimana kondisinya. Dan perhatikan berapa besar daya atau watt nya. Anda tentunya tidak ingin tagihan Anda membengkak hanya karena lampu meja baru.
Oya, jika Anda memerlukan tempat kost murah di Cirebon yang bersih, aman, dan nyaman serta fasilitas lengkap, Pondok Avicenna di Jalan Taman Pemuda No. 2 Cirebon adalah pilihan yang tepat dan solusi terbaik. Rumah kost murah di Cirebon ini memiliki 28 kamar. Adapun fasilitas yang disediakan kostel di Cirebon ini diantaranya kamar mandi di dalam, closet duduk, internet unlimited 24 jam, meja belajar dan tempat tidur spring bed, lemari pakaian, AC Panasonic, air panas dan air dingin, gratis cuci pakaian per hari 5 potong, ruang tamu bersama, TV LCD dengan saluran HBO, Fox, RCTI, dll. Fasilitasnya lengkap, bukan? untuk ukuran mahasiswa/pelajar maupun karyawan. Apalagi rumah kos di Cirebon menerima sewa kamar dengan sistem kos harian. Ayo tunggu apalagi? Kost-lah di Pondok Avicenna.
WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”
Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.
The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.
Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation